Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ratusan pendemo berkumpul di kantor konsulat Amerika Serikat (AS) di Hong Kong , Minggu (1/12). Para pendemo yang rata-rata berusia lanjut menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas dukungannya terhadap aksi demonstrasi pro-demokrasi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, para pendemo itu membawa dan mengibarkan bendera Amerika. Mereka juga mengenakan pakaian bertuliskan Trump dan membentangkan spanduk Trump yang sedang berdiri diatas tank.
Beberapa spanduk yang dibawa bertuliskan 'Presiden Trump, tolong bebaskan Hong Kong'. Bahkan ada juga pendemo yang membawa keluarganya.
Salah seorang pendemo mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan Trump. Ia mendoakan agar Tuhan selalu memberkati Negeri Paman Sam.
"Terima kasih Presiden Trump atas hadiah besar Anda untuk Hong Kong dan Tuhan memberkati Amerika," teriak seorang pendemo.
Selain itu para pendemo juga memprotes tindakan kepolisian Hong Kong yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Seorang pendemo wanita bernama Wong menilai tembakan gas air mata yang dilakukan oleh kepolisian tidak akan menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin polisi berhenti menggunakan gas air mata," kata Wong yang ikut demo bersama suaminya dan putranya berusia lima tahun.
“Itu bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah. Pemerintah perlu mendengarkan rakyat. Itu konyol," tambahnya.
Trump menandatangani Undang-undang (UU) yang mendukung demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong.
Penandatanganan UU tersebut diduga kuat lantaran Trump mendapat tekanan dari parlemen AS. Sebelumnya, hampir seluruh anggota parlemen AS mendukung diberlakukan UU mendukung demokrasi Hong Kong.
Dalam keterangannya, Trump menyatakan ia menandatangani UU tersebut dengan menaruh rasa hormat besar kepada Presiden China, Xi Jinping.
Demo besar di Hong Kong berlangsung sejak Juni 2019 dan belum mereda hingga awal Desember. Bahkan akibat demo itu beberapa kantor pemerintah, sekolah hingga bandara internasional sempat ditutup.
ADVERTISEMENT
Sekretaris keamanan Hong Kong John Lee mengatakan selama mengawal aksi demo, petugas kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata. Menurutnya sudah sekitar 10.000 selongsong gas air mata yang ditembakkan kepada pendemo.