Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Reaksi Dunia soal Tewasnya Ismail Haniyeh: Rusia-China Kecam, AS Bungkam
31 Juli 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh tewas pada Rabu (31/7) dini hari. Serangan yang diduga Hamas berasal dari Israel itu telah mengejutkan dunia. Russia hingga China mengecam, namun Amerika Serikat dan Israel masih bungkam.
ADVERTISEMENT
Israel enggan berkomentar soal kematian tersebut. Sejumlah negara memperingatkan bahwa insiden ini akan berdampak besar pada upaya gencatan senjata dalam konflik di Gaza.
Dikutip dari AFP, ini komentar dunia terhadap pembunuhan Haniyeh.
Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan tersebut, seperti halnya Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa. Sekretaris jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hussein Al-Sheikh, juga mengecamnya.
Rusia dan China
Haniyeh pergi ke Moskow pada September 2022 untuk melakukan pembicaraan tentang konflik Israel-Palestina. Sementara itu Hamas dan faksi Palestina saingannya, Fatah, mengadakan pembicaraan di Beijing minggu lalu.
"Ini adalah pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima, dan ini akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov kepada kantor berita milik pemerintah RIA Novosti.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Dewan Federasi majelis tinggi Rusia, Konstantin Kosachev, meramalkan kemungkinan "eskalasi mendadak akibat kesamaan kebencian" di Timur Tengah.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Lin Jian, turut prihatin atas kematian Haniyeh. "Kami sangat prihatin dengan insiden itu dan dengan tegas menentang dan mengutuk pembunuhan itu," ungkapnya, seperti dikutip dari AFP.
Amerika Serikat
Kata seorang juru bicara, Gedung Putih telah melihat laporan tentang pembunuhan Haniyeh, tetapi menolak untuk segera berkomentar lebih lanjut.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin berpikir perang di Timur Tengah tidak dapat dihindari, tetapi jika Israel diserang, AS akan membantu mempertahankannya.
Iran
Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya, dan membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka," tulis Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
ADVERTISEMENT
Qatar dan Turki
Haniyeh sempat tinggal di Qatar, negara mediator dalam konflik Gaza. Ia juga menghabiskan waktu di Turki setelah mengasingkan diri pada 2017.
Kementerian luar negeri Qatar menyebut pembunuhan itu sebagai kejahatan keji dan pembunuhan yang memalukan.
Serangan di Teheran, tambahnya, merupakan eskalasi berbahaya dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.
"Pembunuhan ini dan perilaku Israel yang ceroboh dengan terus-menerus menargetkan warga sipil di Gaza akan menyebabkan kawasan itu terjerumus ke dalam kekacauan dan merusak peluang perdamaian," tutur Kemlu Qatar.
Turki menyuarakan kecaman tersebut.
"Kami mengutuk pembunuhan pemimpin kantor politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pembunuhan yang memalukan di Teheran," kata Kemlu Turki.
Menerut Turki, serangan ini juga bertujuan untuk menyebarkan perang Gaza ke dimensi regional.
ADVERTISEMENT
"Sekali lagi pemerintah (Benjamin) Netanyahu telah menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk mencapai perdamaian," tambahnya.
Houthi
ADVERTISEMENT
Pejabat tinggi kelompok militan yang didukung Iran di Yaman, Mohamed Ali al-Houthi, menyebut pembunuhan itu sebagai "pelanggaran mencolok terhadap hukum dan nilai-nilai ideal."
Hizbullah
Kelompok militan Lebanon yang didukung Iran itu mengatakan turut merasakan "rasa sakit" dan menyampaikan "belasungkawa terdalam" kepada Hamas atas pembunuhan Haniyeh. Mereka juga menggambarkan Haniyeh sebagai salah satu pemimpin perlawanan hebat di era kita saat ini.