Relawan MER-C di Gaza Tak Akan Pulang ke Indonesia, Rawat Korban Perang

10 Oktober 2023 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad (tengah), Presidium MER-C Indonesia Henry Hidayatullah (kiri), dan Ketua Konstruksi RS Indonesia di Gaza Faried Thalib (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor MER-C di Jakarta. Foto: Reno Esnir/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad (tengah), Presidium MER-C Indonesia Henry Hidayatullah (kiri), dan Ketua Konstruksi RS Indonesia di Gaza Faried Thalib (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor MER-C di Jakarta. Foto: Reno Esnir/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza yang dikelola oleh lembaga medis dan kemanusiaan dari Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), tidak akan ditutup.
ADVERTISEMENT
Bahkan relawan MER-C akan tetap bertahan di Gaza, tak pulang ke Indonesia, di tengah pertempuran pejuang Palestina melawan Israel.
"Relawan kita tetap stay di Gaza. Ini adalah wakil dari rakyat Indonesia, mata telinga rakyat Indonesia. Maka kami memutuskan pimpinan MER-C untuk minta relawan kita agar stay di Gaza untuk bisa membantu korban-korban yang terjadi di Gaza," kata Head of Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, dalam jum pers di kantor MER-C di Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, pada Selasa (10/10).
Sarbini menambahkan, meski tetap berada di Gaza, para relawan MER-C diminta menjaga diri. Saat ini masih ada lima relawan yang terdiri dari tiga dokter dan dua engineer.
Masyarakat Gaza membawa jenazah korban serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia, Senin (9/10/2023). Foto: Merc Indonesia
"Bahwa hadiah dari masyarakat Indonesia begitu luar biasa, yaitu RS Indonesia di Gaza yang sangat bermanfaat bagi mereka, baik terutama korban-korban," jelas Sarbini.
ADVERTISEMENT
Komentar Sarbini disampaikan tak lama usai Kemlu RI meminta WNI di Palestina maupun Israel segera meninggalkan negara tersebut.
Juru bicara Kemlu RI, Lalu Muhamad Iqbal, mengatakan pemerintah akan mengevakuasi 10 WNI yang masih berada di Gaza.
Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor MER-C di Jakarta, Selasa (10/10/2023). Foto: Reno Esnir/Antara Foto

RSI Merawat korban perang

Sejak perang pecah pada akhir pekan, RSI menjadi salah satu tempat paling sibuk. Korban luka dan korban mati syahid dibawa ke RS yang berdiri atas sumbangan masyarakat Indonesia tersebut.
“Warga memindahkan jenazah warga yang terbunuh akibat serangan udara Israel dalam pembantaian Jabalia ke Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara," lapor kantor berita Palestina, WAFA, pada Senin (9/10) waktu setempat.
Relawan MER-C, Reza Aldila, dalam tayangan video yang dibagikan memberi laporan singkat tentang kondisi di RS Indonesia pada Senin (9/10).
ADVERTISEMENT
"Dalam serangan di kamp pengungsian Jabalia, mengakibatkan banyaknya korban yang jatuh. Karena banyaknya korban yang jatuh, sehingga kamar mayat yang ada di RS Indonesia tidak lagi dapat menampung dan terpaksa banyak sekali jasad-jasad yang harus diletakkan di luar,” ungkap Reza.

Akar Masalah Palestina vs Israel

Pemerintah Indonesia lewat Kemlu menjelaskan, akar konflik Palestina-Israel adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Akar masalah ini harus diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.
Indonesia dan sejumlah negara selama ini mendukung solusi dua negara (two state solution) untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung sekitar 7 dekade ini. Namun, PM Netanyahu yang beraliran ultranasionalis menolak menerima solusi ini.