Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Hujan interupsi mewarnai rapat paripurna pemilihan pimpinan DPD, Selasa (1/10). Situasi makin ricuh saat keributan terjadi di tengah rapat.
ADVERTISEMENT
Rapat kali ini dipimpin pimpinan sementara DPD, Ismeth Abdullah dan Larasati Moriska. Rapat sedang membahas mekanisme pengesahan paket pimpinan DPD.
Rapat semula diskors 30 menit agar calon pimpinan bisa mengumpulkan dukungan sebagai syarat pengesahan sebagai calon pimpinan DPD. Berdasarkan tatib, seseorang bisa maju sebagai pimpinan bila mendapat 25% dukungan atau 38 daerah dari seluruh wilayah Indonesia.
Skors kemudian dicabut. Para anggota DPD satu per satu maju ke meja pimpinan untuk menyerahkan dukungan.
Namun, keributan malah terjadi. Interupsi masih saja muncul karena merasa mekanisme yang tengah berjalan tidak sesuai dengan tata tertib yang ada.
2 paket pimpinan yang akan maju sebagai pimpinan DPD, yakni:
Paket 1
Ketua
La Nyalla Mattalitti
Wakil Ketua
Nono Sampono
ADVERTISEMENT
Elvina
Andi Muhammad Ihsan
Paket 2
Ketua
Sultan Najamuddin
Wakil Ketua
GKR Hemas
Yorrys Raweyai
Tamsil Lirung
Tampak La Nyalla berdiri dari kursinya menuju ke salah satu anggota DPD. Posisi anggota DPD dekat dengan lawannya, Sultan Najamuddin.
Entah apa yang mengawali dan menyulut, keributan terjadi. Sejumlah anggota DPD mencoba melerai keributan itu. Tampak anggota DPD Fadel Muhammad coba menarik Najamuddin kembali ke kursinya.
"Sudah malu, DPD masa ribut begini," kata salah satu anggota DPD lewat pengeras suara.
Petugas Pamdal juga langsung bereaksi. Sebagian melerai keributan, sebagian membuat barikade di depan pimpinan DPD.
Keributan pun reda. Anggota DPD kembali ke kursi.
"Sidang kami skors 30 menit," kata Ismath.
Skors ini dipakai untuk kembali mengumpulkan dukungan anggota DPD kepada kedua paket pimpinan yang akan maju.
ADVERTISEMENT