Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
RSHS Bandung Rawat 12 Anak Gagal Ginjal Misterius Sejak Agustus, 1 Masih di ICU
19 Oktober 2022 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penyakit gagal ginjal akut progresif yang menyasar pada anak usia dini juga telah ditemukan di Jabar. Di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung misalnya, sejak awal bulan Agustus, terdapat 12 anak yang ditangani.
ADVERTISEMENT
"Sampai hari ini ada total 12 orang dan sekarang dalam perawatan 3 orang. Ada di ICU 1, tapi yang 1 orang sudah membaik dan Insyaallah bisa pulang," kata Kepala Divisi Nefrologi KSM IKA di RSHS Bandung, Dany Hilmanto kepada wartawan dalam konferensi pers pada Rabu (19/10).
Dari belasan anak yang ditangani, kata Dany, terdapat adanya anak yang meninggal dunia. Namun ia tak merincinya.
"Tentu ada dari 12 itu yang meninggal. Meninggal itu ada, cuma kita sampaikan ke pimpinan kita di nasional," ucap dia.
Dany memastikan alur penanganan yang dilakukan terhadap anak-anak tersebut sesuai dengan saran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Alur penanganan yang dimaksud dimulai dari fasilitas kesehatan primer, pra rujukan hingga rujukan.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengimbau bila ada anak yang mengalami batuk hingga diare selama lebih dari tujuh hari agar berobat ke dokter.
"Segera berobat karena dokter, nakes sudah diberi petunjuk untuk melakukan pemeriksaan," ucap dia.
Sementara itu, Staf Divisi Nefrologi KSM IKA, RSHS Bandung, Ahmedz Widiasta menambahkan, penyakit gagal ginjal akut progresif itu didominasi anak-anak. Menurut dia, ada sejumlah gejala yang dialami oleh anak-anak tersebut sebelum dipastikan terkena gagal ginjal akut progresif seperti demam hingga diare.
Ahmedz menambahkan, temuan kasus gagal ginjal akut progresif tak hanya ditemukan di Kota Bandung tapi juga kabupaten dan kota lainnya di Jabar seperti Kabupaten Bandung.
"Sebarannya di kota, Kabupaten Bandung, luar Bandung pun ada. Koordinasi dengan Dinkes Jabar. Kebanyakan balita," tandas dia.
ADVERTISEMENT