Rumput di JIS Serupa Allianz Arena, Mengapa Kini Dicap Tak Standar FIFA?

4 Juli 2023 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
149
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kedua kanan) meninjau Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kedua kanan) meninjau Stadion Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Rumput Jakarta International Stadium (JIS) dianggap belum memenuhi standar FIFA. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut akan mengganti seluruhnya demi Piala Dunia U-17.
ADVERTISEMENT
Anggaran yang disiapkan sebanyak Rp 6 miliar. Ditargetkan akan rampung pada Oktober 2023.
"Di antaranya salah satu yang utama adalah rumput. Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA. Kalau dengan kondisi sekarang," kata Basuki usai meninjau JIS bersama Ketua PSSI Erick Thohir dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi, Selasa (4/7).
"Namun ada solusinya. Kita akan ganti semua rumput tersebut, sesuai dengan ahlinya beliau. Pak Qamal Mustaqim sebagai ahli agronomi untuk rumput di stadion. Menurut beliau, harus diganti kalau mau 3 bulan bisa dipakai. Nanti kalau jangka panjangnya, mungkin harus diubah rumputnya," tambah dia.
Fasilitas Jakarta Internasional Stadium (JIS) jelang rencana perhelatan Piala Dunia U-17, Senin (3/7/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Chairman Karya Rama Prima (KaerPe), Qamal Mustaqim, mengatakan rumput yang digunakan saat ini yakni zoysia japonica sebenarnya sudah sesuai standar FIFA. Rumput ini juga dipakai di stadion besar kelas dunia seperti Allianz Arena, kandang klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen.
ADVERTISEMENT
Lantas mengapa saat ini rumput di JIS akhirnya dicap tak sesuai standar FIFA?
Masalahnya menurut Qamal, rumput japonica di JIS ditanam pada karpet sintetis. Sehingga dinilai memiliki pertumbuhan yang tak sesuai kebutuhan pertandingan.
"Rumput jenisnya japonica, cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari," jelas Qamal.
Fasilitas Jakarta Internasional Stadium (JIS) jelang rencana perhelatan Piala Dunia U-17, Senin (3/7/2023). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Sementara di sebagian area JIS, rumput hanya disinari matahari selama 6 jam. Menurut Qamal, ini yang menjadi persoalan.
"Sedangkan yang sebelah selatan hanya setengahnya saja dari jam 09.00 sampai 14.00. Ini yang masalah. [Walaupun] jenis rumput sama yang dipakai di Jalak Harupat, Bung Tomo, dan Palembang," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Qamal melanjutkan, solusi penggantian rumput untuk jangka pendek rencananya akan dilakukan dengan memindahkan lapangan rumput dari lapangan golf. Sementara untuk jangka panjang akan diganti seluruhnya.
"Solusi kita usulkan ke menteri, yang bisa dilakukan adalah pindahkan lapangan yang sudah jadi salah satunya dari golf, kayak Asian Games 2018. Kalau enggak bisa, kita gantikan secara sodding jadi kayak tehel gitu. Itu solusi paling dekat karena untuk 3 bulan. Kalau jangka panjang ganti rumput," tandas dia.