Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Rusia turut menyatakan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi konflik di Timur Tengah usai serangan Iran terhadap Israel.
ADVERTISEMENT
Mereka mendesak semua pihak untuk menahan diri, tetapi mengakui bahwa ketegangan akan terus tinggi hingga konflik Israel dan Palestina terselesaikan.
“Kami menyampaikan keprihatinan ekstrem atas eskalasi berbahaya lainnya di kawasan ini (Timur Tengah),” ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia, Minggu (14/4), seperti dikutip Reuters.
Mereka mencatat klaim Iran bahwa serangan itu adalah bentuk pembelaan diri usai serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.
Rusia dikenal memiliki hubungan dekat dengan Iran. Mereka juga menegaskan, negara Barat telah menghalangi upaya Dewan Keamanan PBB untuk menanggapi serangan Israel terhadap konsulat.
“Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa banyaknya krisis yang belum terselesaikan di Timur Tengah, terutama di zona konflik Palestina-Israel, yang seringkali dipicu oleh tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab, akan meningkatkan ketegangan,” tambah kementerian tersebut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Putin belum memberikan komentar mengenai situasi tersebut.
Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, berpendapat bahwa perang Israel dan Iran akan memperburuk prospek Presiden AS Joe Biden dalam pemilihan presiden AS mendatang.
“Amerika tidak menginginkan perang besar di Timur Tengah. Perang antara Israel dan Iran akan meningkatkan ketidakpastian hasil pemilu untuk Biden,” tulis Medvedev melalui Telegram.
Iran mulai meluncurkan serangan drone dan rudal ke Israel pada Minggu (14/4). Sebelumnya, hubungan Iran dan Israel sudah memanas sejak awal April. Itu disebabkan serangan ke kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang menyebabkan 7 orang tewas.
Updated 15 April 2024, 11:05 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini