Said Aqil: Kiai NU Banyak yang Berjenggot, Enggak Radikal

12 November 2019 18:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Selasa (22/10). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, Selasa (22/10). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Ketum PBNU Said Aqil Siroj angkat suara terkait polemik penggunaan celana cingkrang dan cadar.
ADVERTISEMENT
Baginya penggunaan gaya busana tersebut tidak menjadi representasi dari gerakan radikal. Begitu juga dengan gaya berjenggot bagi pria, baginya itu bukan tanda radikal.
"Enggak mesti. Banyak kiai-kiai jenggotan, enggak radikal. Kiai-kiai NU banyak yang berjenggot, enggak radikal," kata Said Aqil Siroj di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Bagi Said polemik gaya busana dan jenggot hanya masalah kecil. Terpenting dalam membasmi terorisme bukan membatasi cara berbusana, tapi melalui program deradikalisasi.
"Jangan sampai terjadi seperti Timur Tengah, Irak sudah 1,5 juta nyawa menghilang, Afghanistan 40 tahun perang saudara, mesir belum selesai, Libya masih ribut, Suriah sudah 500 ribu (orang tewas)," kata Said Aqil Siroj.
Polemik gaya berbusana yang dinilai radikal pertama kali diungkapkan oleh Menteri Agama Fachrul Rozi. Dalam pidatonya ia menyinggung penggunaan celana cingkrang dan cadar di kalangan Aparatur Sipil Negara. Ia mewacanakan untuk melarang hal itu.
Kapolri Jendral Pol Idham Azis bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj di PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (12/11). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Terkait wacana tersebut, Said tidak mau berkomentar, baginya itu adalah kebijakan internal setiap kementerian. Jika tujuannya baik, tentu ia akan mendukung hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau beliau menganggap itu tepat, silakan saya dukung. Kebijakan internallah itu," kata Said.