Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Ketum PBNU Said Aqil Sir oj angkat suara terkait polemik penggunaan celana cingkrang dan cadar.
ADVERTISEMENT
Baginya penggunaan gaya busana tersebut tidak menjadi representasi dari gerakan radikal. Begitu juga dengan gaya berjenggot bagi pria, baginya itu bukan tanda radikal.
"Enggak mesti. Banyak kiai-kiai jenggotan, enggak radikal. Kiai-kiai NU banyak yang berjenggot, enggak radikal," kata Said Aqil Sir oj di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).
Bagi Said polemik gaya busana dan jenggot hanya masalah kecil. Terpenting dalam membasmi terorisme bukan membatasi cara berbusana, tapi melalui program deradikalisasi.
"Jangan sampai terjadi seperti Timur Tengah, Irak sudah 1,5 juta nyawa menghilang, Afghanistan 40 tahun perang saudara, mesir belum selesai, Libya masih ribut, Suriah sudah 500 ribu (orang tewas)," kata Said Aqil Sir oj.
Polemik gaya berbusana yang dinilai radikal pertama kali diungkapkan oleh Menteri Agama Fachrul Rozi. Dalam pidatonya ia menyinggung penggunaan celana cingkrang dan cadar di kalangan Aparatur Sipil Negara. Ia mewacanakan untuk melarang hal itu.
Terkait wacana tersebut, Said tidak mau berkomentar, baginya itu adalah kebijakan internal setiap kementerian. Jika tujuannya baik, tentu ia akan mendukung hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau beliau menganggap itu tepat, silakan saya dukung. Kebijakan internallah itu," kata Said.
Live Update