Saksi Bisu Gempuran Hamas: Mayat Berserakan di Jalanan Desa Israel

11 Oktober 2023 14:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
Tentara Israel berdiri di samping mayat warga Israel yang dibunuh oleh militan Hamas di kibbutz Kfar Azza, Israel pada Selasa (10/10/2023). Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Israel berdiri di samping mayat warga Israel yang dibunuh oleh militan Hamas di kibbutz Kfar Azza, Israel pada Selasa (10/10/2023). Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempuran kelompok militan Palestina, Hamas, secara tiba-tiba pada akhir pekan lalu ke wilayah selatan Israel menyisakan jejak berupa pemandangan yang belum pernah disaksikan siapa pun.
ADVERTISEMENT
Desa Kfar Aza yang berjarak hanya beberapa menit dari perbatasan Gaza, menjadi saksi bisu saat militan Hamas menghancurkan pagar pembatas dan menyusup masuk ke permukiman Yahudi.
Melansir laporan Associated Press, militer Israel pada Selasa (10/10) mengajak rombongan wartawan melihat secara langsung kondisi di Desa Kfar Aza, sehari setelah berhasil direbut kembali dari Hamas.
Adapun Kfar Aza adalah salah satu dari sedikitnya 20 kota dan desa yang diserang Hamas dalam 'Operasi Badai Al-Aqsa' pagi hari pada Sabtu (7/10). Sebelum serangan terjadi, desa yang dikelilingi lahan pertanian ini adalah rumah bagi sekitar 700 orang Yahudi.
Dalam perjalanan menuju desa itu, dikatakan bahwa mayat-mayat para militan Hamas tampak bergelimpangan di tanah — bersamaan dengan puing-puing mobil yang hangus terbakar.
ADVERTISEMENT
Tim penyelamat telah memindahkan sebagian besar mayat penduduk desa yang tewas, tetapi prosesnya belum selesai. Terdapat beberapa kantong mayat dipindahkan ke sebuah truk dan di depan sinagoge satu-satunya di Desa Kfar Aza.
Tentara Israel membawa mayat warga Israel yang dibunuh oleh militan Hamas di kibbutz Kfar Azza, Israel pada Selasa (10/10/2023). Foto: Ohad Zwigenberg/AP Photo
Sekitar 20 mayat militan masih berada di sana, banyak dari mereka yang tubuhnya sudah membengkak dan organnya tidak lengkap. Pada saat bersamaan, ratusan tentara Israel berseragam lengkap berpatroli diiringi gema suara ledakan dari jauh.
Dinding dan pintu rumah-rumah warga yang semula dibangun rapi, kini hancur melebur dan warna cerahnya menjadi kelabu. Bau mayat membusuk menyeruak di tengah udara siang yang panas, sementara kantong-kantong plastik hitam berisi jasad manusia berjejer untuk diidentifikasi.
Tampak pula jejak ledakan di pintu-pintu rumah warga, jejak lubang peluru terlihat di tembok-tembok bangunan. Nampak pula kasur-kasur dengan bercak darah dan dinding kamar mandi yang hancur.
ADVERTISEMENT
Seorang veteran militer senior yang memimpin operasi perebutan Desa Kfar Aza, Mayor Jenderal Itai Veruv, dalam tur itu mengatakan Hamas telah meluncurkan serangan tanpa pandang bulu.
Di jalanan luar rumah warga, granat yang belum meledak berserakan di tanah. Beberapa menit dari sana, sebuah bendera Hamas tergeletak kusut di tanah tidak jauh dari paralayang yang sudah digunakan.
Veruv — veteran militer senior Israel yang sudah pensiun selama 8 tahun tetapi kembali dipanggil untuk melawan Hamas, mengatakan belum pernah melihat pemandangan seperti itu selama bertugas.
Bahkan, jejak kekerasan yang diakibatkan militan Hamas, menurut rekannya asal New York Mayor Dorn Spielman, lebih mengerikan dari serangan teroris Al-Qaeda di Amerika Serikat pada 11 September 2001.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat mengalami peristiwa 11 September dan bangun keesokan harinya, minggu berikutnya, dan semuanya telah berubah," kata Spielman.
"Hal yang sama terjadi lagi. Tetapi lebih buruk karena kita adalah negara yang kecil," tutup dia.