news-card-video
22 Ramadhan 1446 HSabtu, 22 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Sandi Berencana Tata Kembali Monas, Istiqlal dan Katedral

15 April 2017 0:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sandiaga Uno berbincang dengan warga Jakarta (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno berbincang dengan warga Jakarta (Foto: Mustaqim Amna/kumparan)
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berencara akan menata sejumlah objek bersejarah di Jakarta. Rencana tersebut diungkapkan saat pemaparan bersama tim tata ruang di posko Pemenangan Anies-Sandi di Melawai, Jakarta Selatan, Jumat (14/4).
ADVERTISEMENT
Salah satu rencana tersebut, yakni penataan kembali poros Monumen Nasional (Monas), Masjid Istiqlal, Gereja Katedral dan Lapangan Banteng. Keempat objek tersebut adalah sederet dari banyaknya ikon bersejarah di Jakarta.
"Kita 16 ekonomi (dengan pertumbuhan) terbesar di dunia, tapi enggak masuk 20 besar destinasi wisata," kata Sandi.
"Kita mestinya bisa lebih banyak meraup ekonomi dari kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik, kalau kita bisa dengan intervensi sangat maksimal memadukan ikon-ikon itu di berbagai poros yang ada di Jakarta. Salah satunya yang tadi dibicarakan adalah poros Istiqlal-Katedral-Monas-Lapangan Banteng," jelas Sandi.
Penataan kawasan keempat ikon itu nantinya akan dibuat menjadi lebih indah dan terbuka. Selama ini, lokasi tersebut banyak terhalang oleh bangunan, pagar maupun pepohonan yang kurang tertata rapi.
ADVERTISEMENT
Sandi berharap, nantinya para wisatawan yang datang ke kawasan tersebut akan merasa nyaman sambil berjalan kaki menikmati pesona ikon-ikon ibu kota tersebut.
"Harapan kita justru dengan penataan tampak depan, estetika daripada ikon-ikon jejak sejarah Jakarta ini akan meningkatkan penggunaan transportasi massal dan pedestrian," ujarnya.
"Saya melihat di beberapa kota besar di dunia memang turis itu berjalan kaki, backpacking. Kebetulan sekarang makin banyak komunitas yang suka lari di luar, suka jalan di luar dan it's healthy, kok," sambung Sandi.
Penataan tersebut, menurut Sandi, juga memerlukan penataan transportasi publik. Sandi menuturkan, rencana itu tidak dapat dengan mudah dilakukan sebab perlu dikomunikasikan dengan berbagai pihak terkait.
"Ini menjadi masukan bagi kami dan tentunya nanti akan didiskusikan bersama Mas Anies. Seandainya mendapat sebuah konsensus, mungkin ini bisa dimasukkan di program 100 hari kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan hal tersebut, Sandi berencana membuat sayembara arsitektur seperti yang pernah dilakukan Presiden Soekarno di masa silam. Dengan begitu, proses penataan ibu kota dapat lebih transparan, adil dan partisipatif.
"Sayembara arsitektur salah satu usulan yang coba kita nanti sampaikan. Karena waktu zaman Bung Karno juga nama yang dipakainya sayembara arsitektur," ujarnya.
Menurut Sandi, penataan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral nantinya akan menonjolkan pesan kebinekaan di Jakarta. Misalnya, dengan menghilangkan pagar dua bangunan keduanya bila dimungkinkan.
Sandi mengatakan, pagar itu hanya dibuat sebagai kesan rasa aman. Padahal menurutnya, hasil riset tidak membuktikan demikian. Dengan menghilangkan pagar tersebut, justru akan lebih menunjukkan keharmonisan dalam keberagaman.
"Kita punya persepsi bahwa kalau kita pakai pagar kita merasa aman. Ini showcase keberagaman kita. Pagar itu justru dihadirkan untuk membuat jarak," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Baca juga: