Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY ) mengatakan, selama 1o tahun berkoalisi tidak merasa merasa begitu kecewa para peristiwa tiga hari.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu adalah saat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon Wakil Presiden untuk Anies Baswedan, padahal Demokrat menginginkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY—Ketua Umum Demokrat) sebagai pendamping Anies. AHY juga sudah menerima surat tulisan tangan Anies yang berisi permintaan untuk mendampinginya berjuang pada Pilpres 2024 nanti.
"Kalau saya harus berterus terang, saya juga tidak naif, saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres dua kali, pernah bersama-sama membangun koalisi dengan mitra dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari lalu," kata SBY.
SBY mengakui politik begitu dinamis, penuh strategi. Hanya saja cara yang dilakukan harus patut, jangan bermain di bawah tangan.
"Saya mengerti kita semua mengerti politik itu memang penuh strategi, penuh siasat, taktik, caranya banyak. Tapi saya tidak menyangka kalau tindakan itu sejauh ini. Menurut saya melebihi batas kepatutan, moral dan etika dalam politik, ya,kasar. Ya, kalau bisa menggunakan bahasa Inggris it is very ugly," ucap SBY.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, selama dia berpolitik 10 tahun ini, partainya selalu menjunjung tinggi prinsip dan nilai-nilai kepatutan. SBY menyebut peristiwa tiga hari itu sebagai ujian dan meminta pada kader untuk tegar dan terus berjuang.
"Sekali lagi, saya bersyukur, karenanya mari kita hadapi semua ujian dan cobaan ini dengan tegar sambil ikhtiar kita mencari jalan keluarnya. InsyaAllah Tuhan berikan kita jalan terbaik," katanya.