Seekor Harimau Sumatera Mati karena Sakit saat Rehabilitasi di Sumbar

9 Juni 2022 12:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor Harimau Sumatra mati saat rehabilitasi di Sumbar, Rabu (8/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Harimau Sumatra mati saat rehabilitasi di Sumbar, Rabu (8/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seekor harimau sumatera mati karena sakit saat menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera (PR-HSD) ARSARI di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Harimau betina bernama Puti Maua berumur 3 tahun ini mati pada Rabu (8/6) sekitar pukul 05.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Puti di pusat rehabilitasi pada 12 Januari untuk pemeriksaan medis menyeluruh, setelah terdeteksi mengalami helmintiasis, defisiensi nutrisi dan limfositosi.
Manager Operasional PR-HSD ARSARI, Patrick Flaggellata mengatakan, penurunan kondisi Puti terjadi pada 18 Mei 2022 saat dia mengalami penurunan nafsu makan serta beberapa luka miasis.
"Kondisinya sempat membaik mulai 27 Mei, namun pada 6 Juni 2022 mendadak Puti kembali sakit diikuti dengan hipersalivasi, dan tidak dapat diselamatkan lagi pada 8 Juni 2022," kata Patrick dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Kamis (9/6).
Pengamatan Tim Medis jelang kematiannya menunjukkan napas Puti sempat sesak sekitar 60 kali/menit. Tim memberikan atropin sulfat dan nebul salbutamol, serta menyuapinya dengan menggunakan batang kayu yang diisi pakan daging namun tidak dimakan.
ADVERTISEMENT
Setelah kematian Puti, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memutuskan untuk melakukan nekropsi atau bedah bangkai di hari yang sama.
"Tujuan nekropsi adalah untuk mendapatkan informasi rinci penyebab kematian Puti melalui pengujian laboratorium terhadap sampel dari organ tubuh harimau tersebut," ungkapnya.
Puti sebelumnya dievakuasi dari konflik harimau-manusia di Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aie, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 11 Januari 2022.
Satwa dilindungi ini turun dari hutan Cagar Alam Maninjau dan memasuki pemukiman warga karena diduga kekurangan pakan akibat penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyebabkan kematian massal babi hutan di Agam.