Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, mengatakan sikap serius itu ditunjukan pemerintah Selandia Baru dengan membuat aturan berbasis sains. Selain itu sejumlah pengetatan juga dilakukan sejak virus pertama kali menginfeksi warga.
Menurut Tantowi, kondisi itu berbeda dari negara lain seperti Amerika Serikat dan Inggris. Kedua negara itu awalnya meremehkan ancaman corona, dan kini kewalahan menghadapinya.
AS masih menjadi negara terdampak paling parah corona di dunia dengan jumlah kasus tembus dua juta orang. Sementara, Inggris berada di urutan kelima dengan lebih dari 292 ribu kasus.
"Ketika ada satu pemerintah menganggap COVID-19 itu mematikan dan pasti akan datang, maka dipastikan negara itu akan siap melakukan segala persiapan. Tapi, ada beberapa negara seperti AS, Inggris, dan Swedia yang menyangkal. Mereka menganggapnya ini bercanda atau rekayasa, sehingga penyikapannya tidak serius," kata Tantowi saat berbincang dengan kumparan dalam 'Live Corona Update: New Normal Ala Selandia Baru', Jumat (12/6).
ADVERTISEMENT
Tantowi menjelaskan salah satu kunci keberhasilan Selandia Baru memerangi corona adalah dengan membuat segala kebijakan berdasarkan kajian saintifik. Data dan rekomendasi dari para ahli dan akademisi menjadi rujukan aturan tersebut.
"Peraturan UU ini dijalankan secara konsisten dan tegas. Ini tidak mungkin terlaksana jika tidak terjadi kolaborasi. Jadi poin kedua itu adalah kolaborasi," kata Tantowi.
Menurutnya, kolaborasi yang antara pemerintah Selandia Baru, parlemen, media, hingga NGO berjalan baik. Mereka tahu peran dan fungsi masing-masing sehingga tidak membingungkan masyarakat.
"Kita tahu bahwa kebingungan itu sama bikin paniknya dengan virus itu sendiri. Semua pemangku kepentingan di sini memainkan fungsinya secara baik, sehingga terlihat jelas oleh masyarakat bahwa pemerintah melakukan hal yang benar," katanya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, lanjut Tantowi, faktor komunikasi. Di Selandia Baru penyampaian informasi berjalan baik. Semua disampaikan oleh Perdana Menteri dan Dirjen Kesehatan melalui satu pintu.
"Koordinasi dari penjelasan umum yang di dalamnya terkait peraturan-peraturan protokol yang disampaikan Perdana Menteri, dikombinasikan dengan penjelasan fakta medis yang disampaikan Dirjen Kesehatan. Itu mempunyai efek yang sangat masif terhadap kehidupan di sini," ucap Tantowi.
Sejumlah faktor itu akhirnya berdampak kepada meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penanganan virus corona. Alhasil, Selandia Baru pun terbebas dari corona setelah 21 hari tanpa kasus baru.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.