Siapa Penerus Ponpes Al Anwar Sarang Setelah Mbah Moen Wafat?

7 Agustus 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di  Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (6/8) Foto: Afiati Tsalitsati
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (6/8) Foto: Afiati Tsalitsati
ADVERTISEMENT
Meninggalnya KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen di Makkah, Arab Saudi, pada Selasa (6/8) menyisakan duka yang mendalam bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Figur ulama kharismatik pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, itu berpengaruh di politik Indonesia.
Setelah Mbah Moen meninggal, siapa yang akan menjadi pengasuh Ponpes Al Anwar? Anak bungsu Mbah Moen, Muhammad Idror atau akrab disapa Gus Idror, mengatakan Mbah Moen punya 10 anak.
Menurut dia, setelah wafatnya Mbah Moen, 10 anaknya itulah yang akan menjadi pengasuh pondok pesantren. Idror mengatakan 10 anak Mbah Moen ini menguasai bidang yang berbeda dan cocok untuk menjadi pengasuh pesantren.
"Kalau pesantren tetap. Semua itu punya bidang masing-masing," ujar Idror, di Rembang, Rabu (7/8). "Punya jalan perjuangan masing-masing, Semoga kita tetap diberikan oleh Allah menjalankan bidang masing-masing".
Gus Idror, anak bungsu KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Idror mengatakan Ponpes Al Anwar mengasuh santri setingkat SD/MI, SLTP, SLTA, SMK bahkan sampai tingkat perguruan tinggi (kuliah). Ponpes Al Anwar Sarang dikenal dengan kajian kitab salaf atau pengkajian kitab-kitab kuning yang menjadi ciri khasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau pesantren salaf, insyaallah akan diteruskan. Nomor satu salaf kitab berbahasa Arab. Jangan salah diartikan kitab Arab itu tidak ada kemajuan, bukan begitu, tetap dijaga," ujar dia.
Idror juga mengatakan Al Anwar Sarang tidak melulu belajar soal agama. Untuk saat ini, yang ditekankan adalah pengetahuan sains seiring perkembangan zaman.
Ponpes Al Anwar Sarang berdiri pada tahun 1967. Menurut situs Kementerian Agama, jumlah santri di pesantren mencapai 3.310. Rinciannya adalah jumlah santri pria sebanyak 2.456 orang dan santri perempuan 754 orang. Jumlah pengajarnya 72 orang.