Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hingga Jumat (7/2), Singapura melaporkan total ada 33 orang terinfeksi virus corona, salah satunya adalah pekerja migran asal Indonesia. Beberapa orang di antaranya diduga terinfeksi virus corona di Singapura, mereka tak pernah berpergian ke China daratan.
Salah satu dugaan menyebut, virus corona cepat menyebar dalam sebuah konferensi bisnis di Singapura. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menginvestigasi konferensi yang diadakan pada 20-22 Januari 2020 di Hotel Grand Hyatt.
Diberitakan Reuters, sebanyak tiga orang yang ikut pertemuan itu terkonfirmasi terjangkit virus corona. Korban terinfeksi berasal dari Malaysia dan Korea Selatan. Mereka diketahui menghadiri pertemuan yang dihadiri 94 perwakilan dari berbagai negara, termasuk dari Wuhan, China.
"WHO sudah berkoordinasi dengan kementerian terkait mengenai ini," ucap juru bicara WHO Olivia Lawe-Davies seperti dikutip dari Reuters. Otoritas Singapura maupun WHO masih merahasiakan nama konferensi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ketika negara-negara meningkatkan pengawasan, deteksi kasus-kasus baru sangat kami harapkan," sambung dia.
Terkait peristiwa tersebut, pihak Grand Hyatt Singapura sudah melakukan pembersihan total seluruh ruangan, termasuk yang dipakai untuk pertemuan.
RI Selidiki Keberadaan WNI di Konferensi Singapura
Pemerintah Indonesia akan mencari tahu apakah ada WNI ikut serta dalam konferensi di Singapura yang diduga menyebarkan virus corona. Hal ini disampaikan oleh Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Jaleswari Pramodhawardani.
"Soal peserta itu, mungkin kita perlu cek lagi apakah ada peserta dari Indonesia," kata Jaleswari di Pusat Informasi Terpadu nCov di Kantor KSP, Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/2).
Sejauh ini, pemerintah Indonesia mengaku belum mendapatkan informasi soal ada atau tidaknya WNI yang ikut dalam sebuah konferensi dari berbagai negara di Singapura itu.
ADVERTISEMENT
Ada Grup Turis China Diduga Tinggalkan Virus Corona
Menurut laporan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) yang dikutip dari Straits Times, kelompok turis itu berisi 20 warga asal Guangxi, sekitar 1.000 kilometer dari Wuhan. Mereka mengunjungi enam tempat ini pada 22 hingga 23 Januari.
Enam tempat yang mereka kunjungi adalah Yong Thai Hang, toko obat China di Lavender Street; Diamond Industries Jewellery Company, toko perhiasan di Harbour Drive; Restoran Meeting You di Hamilton Road; Restoran Royal Dragon di Havelock Road; T Galleria by DFS, toko bebas bea di Scotts Road; dan D'Resort @ Downtown East di Pasir Ris.
ADVERTISEMENT
Kelompok turis tersebut setidaknya telah membuat tujuh orang di Singapura positif virus corona, salah satunya pemandu wisata yang menemani.
Bandara Changi Singapura Lengang Akibat Virus Corona
Bandara Changi, Singapura, ikut terdampak kasus penyebaran virus corona. Salah satu bandara tersibuk di dunia yang selama ini kedatangan ribuan orang per hari itu kini lebih lengang.
Media Singapura Must Share News melansir, tak hanya kawasan terminal kedatangan dan keberangkatan, Jewel Changi Airport juga sepi dari pengunjung.
Biasanya pengunjung selalu memadati lorong-lorong dan berbagai toko pakaian atau makanan di mal berkonsep ramah lingkungan itu. Selain itu, ikon air terjun Jewel yang selalu menjadi destinasi incaran para pengunjung tak seramai pada hari biasanya.
ADVERTISEMENT
Otoritas Bandara Changi berdasarkan arahan Kementerian Kesehatan Singapura telah mengeluarkan langkah-langkah pencegahan virus corona. Seperti memasang kamera thermal, menyediakan stasiun pembersih tangan, dan membersihkan setiap fasilitas yang ada di bandara dengan disinfektan.
Singapura Naikkan Level Bahaya Virus Corona, Setara SARS
Status bahaya virus corona di Singapura berada di level oranye, sebelumnya kuning. Level oranye satu tingkat lebih rendah dari level merah, tingkat tertinggi kewaspadaan bahaya virus.
Peningkatan status tersebut dilakukan Kementerian Kesehatan Singapura pada Jumat (7/2). Dikutip Reuters, status oranye menandakan virus corona makin parah dan mudah ditularkan antarmanusia.
Status ini setara dengan wabah SARS pada 2003 silam yang menewaskan lebih dari 30 orang di Singapura.
"Karena sekarang ada beberapa kasus lokal tanpa kaitan dengan kasus-kasus sebelumnya atau riwayat perjalanan ke China, kami telah meningkatkan penilaian risiko kami," kata Kementerian Kesehatan Singapura dalam sebuah pernyataan resmi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Warga Singapura Alami Panic Buying
Status bahaya virus corona yang kini di level oranye membuat warga di Singapura panik. Mereka akhirnya beramai-ramai pergi ke pusat perbelanjaan atau supermarket untuk memborong perlengkapan dan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Mereka memborong sebagai persediaan di rumah karena tak mau keluar rumah, takut tertular virus corona. Istilah kepanikan dengan memborong persediaan makanan ini disebut panic buying.
Dikutip dari The Straits Time, sejumlah foto berseliweran di media sosial yang menunjukkan antrean panjang di supermarket. Kepanikan warga Singapura ini muncul setelah Pemerintah menaikkan level kewaspadaan virus corona menjadi setara SARS.
Kepanikan ini membuat Pemerintah Singapura mengimbau warganya agar tenang.
ADVERTISEMENT
"Saya paham warga sangat perhatian terhadap pemberitahuan dari pemerintah terkait penaikan status corona ke level oranye," kata Menteri Perdagangan Singapura, Chan Chun Sing dalam Facebooknya, dikutip dari Reuters.