Sinyal PKB Keluar dari Koalisi Prabowo

1 September 2023 12:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyampaikan pidatonya usai penandatanganan pakta integritas dan penyerahan form Model B.1-KWK Parpol bagi calon kepala daerah dari PKB di Jakarta, Senin (24/8). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menyampaikan pidatonya usai penandatanganan pakta integritas dan penyerahan form Model B.1-KWK Parpol bagi calon kepala daerah dari PKB di Jakarta, Senin (24/8). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sinyal PKB keluar dari koalisi Prabowo mencuat seiring terungkapnya isu duet Anies-Cak Imin.
ADVERTISEMENT
Waketum PKB, Jazilul Fawaid, menyebut partainya tidak perlu mengadakan pertemuan khusus dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk berpamitan jika resmi bergabung dengan NasDem mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Dengan sendirinya (keluar dari koalisi Prabowo)," kata Jazilul usai rapat pleno membahas Anies-Cak Imin, di kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/9).
Ia mengatakan, PKB menyambut baik tawaran NasDem mengusung Anies di 2024 berdasarkan hasil rapat pleno. Ia menyebut kesepakatan itu akan difinalisasi dalam rapat lanjutan di Surabaya siang nanti.
"Bahwa (rapat) pleno menyatakan dan menyambut baik tawaran kerja sama dari NasDem. Dan tentu tawaran kerja sama nanti dilanjutkan, didetailkan, difinalisasi," kata Jazilul.
Kolase foto Bacapres Anies Baswedan dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: Antara dan kumparan
"Dengan harapan yang lebih kuat baik dari PKB maupun dengan pihak-pihak lain stakeholder PKB termasuk konsultasi dengan para kiai akan difinalkan, finalisasinya itu nanti di Surabaya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PKB sudah lebih dulu berkoalisi dengan Gerindra dan membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Namun, setelah 1 tahun lebih koalisi berjalan, Cak Imin tak kunjung mendapatkan kepastian menjadi cawapres Prabowo.
Hingga akhirnya Golkar dan PAN memutuskan ikut bergabung mendukung Menhan itu. Namun, rupanya posisi Cak Imin nampak semakin sulit menjadi cawapres.
Terlebih, Prabowo tak mengajaknya untuk diskusi mengganti nama KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).