Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dalam pembukaan Kongres II dianggap 'menyentil' beberapa pihak. Terutama saat Paloh menyindir ada partai yang mengaku sebagai Pancasilais, tapi nilai Pancasila tak tercermin dalam sikapnya.
ADVERTISEMENT
"Ngakunya partai nasionalis, Pancasilais, eh buktikan saja. Rakyat butuh pembuktian, partai mana yang paling amalkan nilai-nilai Pancasila," ujar Paloh di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
Surya Paloh juga menilai partai yang mengaku 'Pancasilais' itu kerap mengundang perkelahian satu sama lainnya.
Namun, sampai akhir, ia enggan menyebut partai mana yang dimaksud. Surya Paloh hanya berpesan agar menjadikan Pancasila sebagai syarat mutlak untuk diamalkan seluruh silanya oleh seluruh parpol.
Paloh juga menyebut ada pihak yang kerap mencurigai partainya. Apalagi setelah Paloh bertemu dengan elite PKS beberapa waktu lalu.
NasDem menegaskan tak akan meninggalkan Presiden Joko Widodo, setelah berjuang bersama sejak 2014 silam.
Sebagai sesama pengusung Jokowi di Pilpres, PDIP tak diam diri atas ucapan Paloh. Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menganggap sindiran Paloh terlalu emosional.
ADVERTISEMENT
"Tuduhan SP (Surya Paloh) soal partai Pancasilais pun menjadi terlalu emosional dan sama sekali tidak bermakna ideologis," kata Andreas dalam keterangannya.
Andreas menganggap sindiran tersebut merupakan respons emosional saat Jokowi menyinggung pelukan Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman.
"Faktanya, pertama, yang mengomentari rangkulan SP dan SI adalah Jokowi yang dalam kapasitasnya sebagai presiden tentunya berharap banyak, setelah pembentukan kabinet. Meskipun tentu tidak memenuhi harapan semua partai pendukung, tetapi pemerintahan tetap solid," terangnya.
Namun, sindiran tersebut coba diluruskan oleh Surya Paloh. Menurutnya, sindiran itu bukanlah ditujukan untuk PDIP.
"Enggaklah, kalau Pancasila kita anggap emosional ya siapa yang enggak marah bangsa ini, mana mungkin. Pancasila alat pemersatu ideologi kita," balas Paloh.
Ia juga menegaskan PDIP selama ini adalah salah satu sahabat dekat Partai NasDem. Sehingga, tak perlu ada saling sindir atau apapun.
ADVERTISEMENT
"Enggak juga, PDIP kan sahabat. Kita bersahabat dengan semuanya. Untuk apa saling menyinggung, salah lagi kita," tutup Paloh.