Sohibul Yakin Elektabilitas PKS Naik di 2024 Jika Terus Jadi Oposisi

14 November 2019 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden PKS Sohibul Iman. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden PKS Sohibul Iman. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya di rapat koordinasi nasional (Rakornas) PKS, Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan sikap partainya yang akan tetap menjadi oposisi. Menurutnya, dengan tetap menjadi oposisi, PKS bisa menaikkan elektabilitas di Pilpres 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Ikhwan akhwat sekalian, hari-hari ini banyak masukan kepada kita dan juga harapan bahwa PKS kalau terus bersikap konsisten seperti sekarang (oposisi), banyak pihak yang mendoakan kita bahwa PKS insyaallah akan meraup suara yang lebih besar di 2024," kata Sohibul dalam sambutannya di Rakornas PKS, Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (14/11).
Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Doa tersebut, kata Sohibul, harus diterapkan dengan kerja keras seluruh kader. Ia menyebut, PKS harus bisa mengambil hati masyarakat dengan tetap konsisten menjadi oposisi.
"Di situlah, maka Bapak Ibu sekalian, PKS ingin konsisten dengan garis perjuangan tersebut. Maka kemarin, hari Selasa, kita mengadakan musyawarah Majelis Syuro yang ke-8, di mana Majelis Syuro sudah menegaskan tentang sikap politik PKS dalam konteks terhadap pemerintahan Presiden Jokowi di 2019-2024," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sohibul lalu menjelaskan sejumlah alasan, mengapa PKS tetap ingin berada di luar pemerintahan. Salah satunya adalah untuk menjaga kepantasan demokrasi.
"Rasanya aneh, jika di negara yang sudah menetapkan sistem politik demokrasi, lalu semua jadi bagian dari pemerintahan, enggak ada yang check and balance. Maka PKS mau jaga logika itu. Terlebih, enggak ada partai yang mau di luar," ucapnya.
Gubernur DKI Jakarata Anies Baswedan menghadiri Rakornas PKS di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Tebet, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Selain itu, PKS juga ingin memberikan pelajaran demokrasi kepada masyarakat. Menurut Sohibul, dalam demokrasi, wajar jika ada kubu yang menang dan kalah.
"Kita harus berikan kesempatan yang menang untuk memegang kekuasaan dan pemerintahan. Lalu kita jalankan sebagai check and balance dan bekerja keras curi hati rakyat untuk menang di 2024," tegas Sohibul.
ADVERTISEMENT
Alasan terakhir, Sohibul menuturkan, dalam survei yang digelar, ada sekian persen masyarakat yang ingin agar pemerintahan tetap diawasi dari luar. Sehingga, PKS akan mengambil posisi ini dengan konsisten.
"PKS mendengar permintaan ini dan akan kami penuhi dengan PKS di luar pemerintahan. Jadi tiga alasan inilah yang sering saya sampaikan ke media. Insyaallah, PKS mengambil jalur oposisi bukan tanpa alasan," pungkasnya.
Meski tetap istiqamah menjadi oposisi, namun PKS tampaknya tetap menjalin hubungan baik dengan kubu pemerintah. Bahkan, beberapa waktu lalu, Sohibul Iman sempat bertemu dan berpelukan erat dengan Ketum NasDem Surya Paloh yang merupakan pendukung Jokowi.
Selain bertemu NasDem, menurut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, partainya juga berencana bersilaturahmi dengan empat partai lainnya. Namun, ia enggan membeberkan partai mana saja yang ia maksud.
ADVERTISEMENT
Pada Pilpres 2019 lalu, PKS merupakan salah satu partai pengusung Prabowo-Sandi, bersama dengan Gerindra, PAN, dan Demokrat. Namun, usai pilpres, Gerindra justru merapat ke pemerintah dan menjadikan Ketum Prabowo Subianto dan Waketum Edhie Prabowo sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju.
Tak hanya Gerindra, sebenarnya PAN dan Demokrat juga sempat membuka komunikasi dengan Jokowi. Namun, kedua partai tersebut belum mendapatkan jatah kursi di pemerintahan saat ini.