Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Solusi Atasi 400 Siswa di Buleleng Tak Bisa Baca: Pendidikan Khusus-Konseling
24 April 2025 14:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyebut langkah-langkah untuk menanggulangi masalah 400-an siswa SMP di Bulelang, Bali, yang tidak bisa membaca. Dari mulai pendidikan khusus hingga konseling.
ADVERTISEMENT
“Yang pertama, mereka yang memiliki kemampuan yang rendah itu mendapatkan layanan pendidikan khusus. Jadi mereka diberikan semacam remedial atau layanan pendidikan tambahan agar mereka dapat membaca,” ujar Mu’ti di Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta Selatan pada Kamis (24/4).
“Kemudian yang kedua adalah bagaimana agar mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi dengan bimbingan konseling dari para guru di masing-masing sekolah,” sambungnya.
Menurut Mu’ti, langkah-langkah ini sudah mulai dilakukan di sekolah-sekolah terkait.
“Sudah, sudah, sudah dimulai,” singkatnya.
Adapun Mu’ti menyebut ada beberapa alasan mengapa anak-anak itu masih belum bisa membaca di usia yang memasuki remaja.
“Satu, yang kami temukan sebagian dari anak itu mengalami disleksia. Yang kedua, juga memang mereka adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus,” jelas Mu’ti.
“Yang ketiga, mereka adalah yang berasal dari keluarga yang tidak baik-baik saja begitu. Kemudian yang keempat, memang mereka yang rendah motivasi,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain alasan-alasan di atas, Mu’ti menyebut ada faktor pandemi Covid-19 juga menjadi penyebabnya.
“Dan sebagian mereka adalah murid-murid yang memang dalam masa pandemi Covid-19 itu tidak mendapatkan layanan pendidikan yang sebaik-baiknya,” ujar Mu’ti.
“Mereka ini kan SMP, sehingga ketika masa Covid-19 tahun 2020-2019 dan seterusnya itu mereka memang tidak bisa belajar karena berbagai hal,” sambungnya.
Adapun temuan ratusan siswa tak bisa baca di Buleleng ini menjadi sorotan Komisi X DPR RI. Mereka meminta Kemendiktisaintek untuk menelusuri akar permasalahannya.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.