Suami Wapres AS Dievakuasi dari Sekolah Akibat Ancaman Bom Palsu

9 Februari 2022 15:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden AS Kamala Harris melambai kepada para pendukungnya bersama suaminya, Douglas Emhoff dan keponakannya, Amara Ajagu pada 27 Januari 2019 di Oakland, California. (Foto oleh Mason Trinca/Getty Images).
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden AS Kamala Harris melambai kepada para pendukungnya bersama suaminya, Douglas Emhoff dan keponakannya, Amara Ajagu pada 27 Januari 2019 di Oakland, California. (Foto oleh Mason Trinca/Getty Images).
ADVERTISEMENT
Suami Wapres AS Kamala Harris, Douglas Emhoff, dievakuasi dari sebuah sekolah menengah di Washington akibat ancaman bom.
ADVERTISEMENT
Saat ancaman bom diterima, Emhoff tengah mengunjungi Dunbar High School untuk merayakan Bulan Peringatan Sejarah Kulit Hitam. Ia dihampiri pasukan keamanan untuk segera meninggalkan gedung sekolah. Para murid juga turut dievakuasi.
“Kami mendapat ancaman keamanan hari ini terhadap fasilitas itu, jadi kami mengambil tindakan pencegahan untuk mengevakuasi semua orang,” kata juru bicara Sekolah Umum Distrik Columbia (DCPS), seperti dikutip dari Al Jazeera.
Juru bicara Emhoff, Katie Peters, menulis dalam sebuah cuitan bahwa pasukan keamanan diberitahu tentang ancaman bom oleh pihak sekolah itu sendiri.
“Emhoff aman dan sekolah telah dievakuasi. Kami berterima kasih kepada Secret Service dan Polisi D.C. atas pekerjaan mereka,” tulis Peters dalam unggahan tersebut.
Hingga kini, tidak ada rincian sifat ancaman bom tersebut. Peters juga tidak dapat mengonfirmasi apakah ancaman itu ditujukan kepada Emhoff atau tidak.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang pasti, ancaman-ancaman bom datang beriringan dengan Bulan Peringatan Sejarah Kulit Hitam.
Pun sekolah yang dihadiri suami Wapres AS Kamala Harris merupakan sekolah negeri pertama yang diperuntukkan untuk murid kulit hitam di Negara Paman Sam. Selain sekolah menengah tersebut, sejumlah perguruan tinggi di AS menerima ancaman bom dalam beberapa pekan terakhir.
Institusi pendidikan terkait terpaksa menutup pintunya atau memerintahkan siswanya untuk berlindung di tempat. Untungnya, tidak ada bahan peledak yang ditemukan sejauh ini.