Survei BPS: 17,3% Pasar dan PKL Tak Terapkan Protokol Kesehatan

28 September 2020 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto:  ANTARA FOTO/Ampelsa
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menunggu pembeli di Pasar Tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar survei sosial demografis terkait dampak pandemi corona di Indonesia. Dalam survei yang digelar 7-14 September secara daring itu diketahui, masih ada 17,3 persen responden di kalangan pedagang di pasar tradisional dan kaki lima (PKL) yang tidak menerapkan protokol kesehatan sama sekali.
ADVERTISEMENT
"Catatan khususnya adalah untuk pasar tradisional dan pedagang kaki lima. 17,3 persen responden menyatakan sama sekali tidak ada protokol kesehatan," ucap Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (28/9).
Jika dilihat dari jenisnya, di pasar tradisional dan pedagang kaki lima, protokol kesehatan yang paling sering diterapkan adalah penggunaan masker (82,62 persen). Sedangkan protokol kesehatan lainnya, jaga jarak, mencuci tangan, dan pemeriksaan thermo-gun penerapannya masih di angka 50 persen ke bawah.
"Jadi kalau kita lihat di sana, perbedaannya sangat mencolok. Ada oranye di sana, bahwa penerapan protokol kesehatan di kaki lima dan pasar tradisional sangat lemah," papar Suhariyanto.
"Sementara kalau kita lihat di tempat kerja, masih ada 2 persen yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Demikian juga di mal dan pelayanan publik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Suhariyanto, penerapan protokol kesehatan di tempat ibadah juga harus diperhatikan. Sebab, masih ada 5,79 persen responden yang mengaku di tempat ibadahnya sama sekali tidak ada protokol kesehatan.
"Mungkin ke depan, selain sosialisasi, juga perlu ada bantuan langsung dari pemerintah supaya protokol kesehatan bisa lebih tertib lagi," pungkasnya.
Survei yang digelar pada 7-14 September 2020 ini melibatkan 90.976 responden yang didominasi masyarakat usia muda atau kurang dari 45 tahun. Responden survei ini terdiri dari 55 persen perempuan dan 44 persen laki-laki.
Survei ini menggunakan metodologi rancangan Non-Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respons partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona