Susi Punya Hadiah Bagi Nelayan Cantrang yang Mau Hijrah ke Gillnet

2 Mei 2017 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapal nelayan yang masih pakai cantrang. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan melarang total nelayan untuk menggunakan alat tangkap cantrang mulai 1 Juli 2017. Sebagai gantinya, KKP merekomendasikan nelayan agar bisa berpindah dan menggunakan alat tangkap yang lebih ramah lingkungan, misalnya gillnet.
ADVERTISEMENT
Ada banyak keuntungan yang didapat nelayan bila menggunakan gillnet ketimbang cantrang. Selain tidak lagi merasa was-was akan diciduk oleh aparat keamanan, kepal yang menggunakan gillnet juga diperbolehkan mencari ikan hingga ke Laut Arafuru. Arafuru dikenal sebagai lautan yang memiliki segudang jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Lokasinya di wilayah perairan yang berada di antara Australia dan Pulau Papua, di Samudra Pasifik.
"Jadi jawaban juga kenapa selama ini kapal asing betah di sana, jenis ikannya memang yang bagus, nilai ekonomis tinggi," ujar Peneliti di Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana saat berbincang bersama kumparan (kumparan.com) di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/5).
ADVERTISEMENT
Sementara saat menggunakan cantrang, nelayan hanya bisa berlayar di sekitar Laut Jawa dan Kalimantan. Ikan-ikan yang ditangkap nelayan tersebut juga hanya ikan dasar yang harganya murah.
Hal inipun dibenarkan oleh seorang nelayan yang telah beralih dari cantrang ke jaring insang organik (gillnet). Ia mengaku, harga jual jenis ikan yang ditangkap dengan menggunakan cantrang tak seberapa dibandingkan dengan menggunakan gillnet di Laut Arafuru.
Perkampungan nelayan, Kuburaya, Kalbar (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Kalau dari hasil cantrang ikan-ikan dasar itu harga jualnya Rp 5 ribu per kg bisa, tapi kalau pakai gillnet bisa Rp 20-25 ribu per kg," kata seorang nelayan tersebut yang tak mau disebutkan namanya di Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kepala Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BPPI) Semarang, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Wahid mengatakan, rata-rata jenis ikan yang tertangkap di Laut Arafuru yakni ikan kakap China, kakap putih, Gulamah, dan ikan dasar lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat dari jenis ikannya, berarti sama-sama ikan dasar yang ditangkap, tapi ukuran ikan dan jumlahnya jauh lebih banyak di Arafuru," jelas Wahid.
Ia pun membenarkan salah satu alasan nelayan beralih dari cantrang ke gillnet adalah agar mereka mendapatkan akses mencari ikan hingga ke Laut Arafuru.
"Itu salah satunya, mereka bisa akses ke Laut Arafuru sekarang. Ikannya besar-besar, jauh lebih banyak. Kalau di sekitar Jawa sini, ikannya habis. Itu kesadaran mereka juga ingin beralih ke gillnet," pungkasnya.