Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Syarat dari Arab Saudi Jika Qatar Ingin Berdamai
7 Juni 2017 10:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Arab Saudi masih belum mengendurkan ketegangan dengan Qatar setelah awal pekan ini memutus hubungan diplomatik. Saudi menegaskan ada syarat yang harus diterapkan Qatar jika ingin berdamai.
ADVERTISEMENT
Berbicara dalam kunjungan di Paris, Prancis, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Qatar harus menghentikan dukungan terhadap kelompok militan Hamas dan Ikhwanul Muslimin demi rekonsiliasi dengan Saudi dan sekutunya.
Selain itu, Qatar diminta mengendalikan medianya yang selalu memberitakan dukungan terhadap kelompok ekstremis, serta tidak mencampuri urusan negara lain.
"Kami ingin melihat Qatar mengimplementasikan janji mereka beberapa tahun belakangan terkait dukungan kepada kelompok ekstremis, kepada medianya, dan soal campur tangan dalam urusan negara lain," kata Jubeir.
"Tidak ada yang ingin menyakiti Qatar. Negara itu harus menentukan arah mereka," lanjut Jubeir.
[Baca juga: Qatar Terjepit Kobar Api Perseteruan Saudi-Iran ]
Total ada 8 negara, yaitu Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, Yaman, Maladewa, dan Mauritius, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
ADVERTISEMENT
"Kami mengambil langkah ini dengan berat hati, jadi bisa dimengerti kebijakan ini tidak bisa berkepanjangan dan harus berubah," kata Jubeir.
Menurut Jubeir, dengan mendukung Hamas dan Ikhwanul Muslimin, Qatar telah merendahkan Otoritas Palestina. "Kami rasa ini tidak baik. Qatar harus menghentikan kebijakan ini agar bisa berkontribusi bagi stabilitas Timur Tengah," lanjut Jubeir.
Pemutusan hubungan diplomatik, termasuk penutupan perbatasan laut, darat, dan udara telah merugikan Qatar. Bahan pangan yang sebagian besar diimpor sulit masuk ke Qatar, membuat warga membanjiri supermarket dan menimbun makanan.
Maersk, perusahaan pengapalan terbesar dunia, mengaku sulit mengirim barang masuk ke Qatar karena tidak bisa melalui Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
[Baca juga: WNI di Qatar Ikut Timbun Makanan ]
"Kami yakin akal sehat dan logika akan meyakinkan Qatar untuk mengambil langkah yang tepat. Keputusan yang kami ambil sangat kuat dan akan membuat Qatar mengalami kerugian besar, kami yakin warga Qatar tidak ingin menanggungnya," ujar Jubeir.
Berbicara soal sikap Qatar yang semakin pro-Iran, Jubeir mengatakan Qatar akan "menanggung kerugian sendiri" jika berurusan dengan Teheran.
Ditanya soal apakah langkah diplomatis Saudi akan berlanjut ke langkah militer, Jubeir menjawab: "Semoga tidak".