WNI di Qatar Ikut Timbun Makanan

6 Juni 2017 11:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Barang belanja di supermarket Doha Qatar. (Foto: Doha News via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Barang belanja di supermarket Doha Qatar. (Foto: Doha News via AP)
Warga Indonesia di Qatar ikut menimbun makanan menyusul kisruh diplomatik dengan Arab Saudi dan sekutunya. Masyarakat negara itu khawatir pasokan makanan menipis akibat ditutupnya perbatasan oleh Saudi.
ADVERTISEMENT
Seorang warga Indonesia di Doha, EP Samir, mengaku telah memborong makanan dari supermarket untuk keluarganya pada Senin (5/6), di hari Saudi cs memutuskan hubungan dengan Qatar.
"Kemarin setidaknya stock-up cukup buat dua minggu," kata Samir kepada kumparan (kumparan.com).
Barang-barang yang dia borong adalah makanan beku, sehingga bisa disimpan di lemari es untuk waktu yang lama.
"Frozen food seperti ayam, daging, sayuran beku juga biar awet," lanjut Samir.
Media sosial Twitter ramai membagikan foto-foto rak supermarket yang kosong melompong akibat diborong warga. Kepanikan warga bisa dimaklumi, pasalnya sebagian besar bahan pangan Qatar diimpor dari negara-negara tetangga.
Orang-orang berbelanja di supermarket Doha Qatar (Foto: Doha News via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang berbelanja di supermarket Doha Qatar (Foto: Doha News via AP)
ADVERTISEMENT
Saudi dan sekutunya memutuskan hubungan diplomatik karena Qatar dinilai pro-Iran dan mendukung terorisme.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menutup wilayah darat, laut, dan udara mereka ke Qatar, padahal jalur ini penting bagi pengiriman makanan. Saat ini truk-truk makanan parkir di perbatasan Saudi karena tidak bisa masuk ke Qatar.
WNI di Doha lainnya, Anggia Eka Putri, mengakui adanya kepanikan warga yang memborong bahan makanan pokok untuk menimbun makanan.
"Kalau heboh sih iya, seperti di beberapa supermarket, banyak yang borong makanan seperti susu, jus, ayam, buah, sayur. Karena beberapa produk di Qatar disuplai dari Saudi dan UEA (Uni Emirat Arab)," kata Anggia kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Anggia memilih untuk tidak ikut menimbun makanan dan tetap tenang, sesuai dengan imbauan KBRI di Doha.
Samir telah enam tahun tinggal di Qatar, namun dia mengaku baru kali ini melihat kepanikan masyarakat. Sebelumnya tahun 2014 sempat juga terjadi ketegangan, namun tidak separah ini.
"Tahun 2014 tidak separah ini, mereka (Saudi) cuma tarik ambassador untuk beberapa hari. Kali ini lebih parah karena mereka sudah tutup semua border, mulai dari darat, laut, udara," ujar Samir.
"Dan mereka menarik semua citizen untuk balik ke negara masing-masing dalam waktu dua minggu," lanjut dia.
Selain bahan pangan, dampak terbesar adalah bagi penerbangan. Pesawat Qatar Airways tidak bisa menuju Saudi karena penutupan perbatasan.
ADVERTISEMENT
"Beberapa teman yang masih umrah di Saudi khawatir tidak bisa pulang. Teman-teman yang rencana umrah juga di-cancel karena semua jalur ditutup," kata Anggia.