Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Perbatasan Saudi Ditutup, Qatar Terancam Kehabisan Makanan
6 Juni 2017 9:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pemutusan hubungan diplomatik oleh delapan negara mulai terlihat dampaknya terhadap Qatar. Warga di negara kaya minyak itu mulai panik, menimbun makanan, khawatir pasokan pangan yang kebanyakan diimpor dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan habis.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Doha News, setelah pengumuman putus hubungan diplomatik dari Saudi, warga Qatar pada Senin (5/6) langsung mengerubungi supermarket. Mereka memborong pasokan makanan, seperti susu, air, beras dan telur.
Di bulan Ramadhan memang supermarket Qatar selalu ramai, tapi tidak seramai ini.
"Saya tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, warga memenuhi troli mereka dengan makanan dan air," kata seorang warga di supermarket Carrefour di mal Villagio.
Akibatnya bisa ditebak, rak-rak di Carrefour kosong melompong. Bahan-bahan pokok di beberapa toko ludes, seperti di toko daging beku dan sayur-sayuran. Antrean warga di kasir mengular.
Kepanikan warga bisa dimaklumi, pasalnya sebagian besar bahan pangan Qatar diimpor dari negara-negara tetangga. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menutup wilayah darat, laut, dan udara mereka ke Qatar, padahal jalur ini penting bagi pengiriman makanan.
ADVERTISEMENT
Dikutip al-Jazeera, saat ini truk-truk makanan parkir di perbatasan Saudi karena tidak bisa masuk ke Qatar.
Menurut Theodore Karasik, peneliti senior di lembaga think-tank Gulf State Analytic, sebanyak 99 persen makanan di Qatar diimpor dari dari negara lain. Kondisi tanah Qatar yang gersang membuat negara itu tidak bisa menumbuhkan makanan sendiri, sehingga terpaksa harus membeli dari luar.
Qatar bahkan menyewa lahan sebesar 40 ribu hektar di Kenya 10 tahun lalu senilai 2,5 miliar dolar AS. Karasik mengatakan Qatar setidaknya masih punya cadangan makanan untuk waktu tiga hari.
"Mereka sangat bergantung pada pasokan dari luar, terutama makanan. Maka dari itu, warga membanjiri Doha hari ini," kata Karasik, dikutip dari Washington Post.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Qatar mencoba menenangkan sekitar 2,24 juta warganya dengan mengatakan penutupan perbatasan tidak akan berdampak pada kehidupan normal masyarakat.
Qatar juga mengatakan akan "mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membentuk dampak negatif bagi perekonomian dan kemasyarakatan di Qatar."
Arab Saudi, Yaman, Libya, Bahrain, Uni Emirat Arab, Maladewa, Mauritius, dan Mesir menyatakan putus hubungan dengan Qatar karena negara itu dianggap mendukung organisasi teroris, seperti Houthi, Ikhwanul Muslimin, dan ISIS. Selain itu, Emir Qatar disebut mengucapkan sanjungan bagi Iran dalam pidatonya yang dikutip media.
Qatar mengatakan media itu diretas, namun negara-negara Teluk tidak percaya.