Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya mengamankan 91 tersangka kasus penipuan, di mana 85 orang di antaranya merupakan WN China . Mereka ditangkap karena tergabung dalam sindikat penipuan yang menarget warga negaranya sendiri.
ADVERTISEMENT
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Edhy Pramono, mengatakan mereka akan dipulangkan ke negaranya untuk diproses oleh pihak berwajib di negara asalnya.
“Untuk mereka ini WN China , nanti kita sedang koordinasi dengan imigrasi dan polisi China untuk menangani mereka,” kata Gatot dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).
Gatot menuturkan, pengungkapan kasus penipuan ini merupakan hasil kerja sama antara Polri dengan Kepolisian China . Gatot menjelaskan, dalam beberapa bulan terakhir ini para pelaku telah menyebabkan kerugian korban mencapai Rp 36 miliar.
“Mereka masuk dari China menggunakan visa wisata. Untuk berapa transaksinya bervariasi, ada yang kecil, ada yang besar, total kerugiannya Rp 36 miliar,” ucap Gatot.
ADVERTISEMENT
Gatot mengatakan, dari pengakuan para tersangka kasus penipuan WN China ini, mereka baru tiga sampai empat bulan berada di Indonesia.
Sindikat penipuan ini melakukan aksinya berpura-pura menjadi polisi, hingga seorang jaksa. Dengan mengaku begitu para tersangka seolah-olah membantu jika ada keluarga korban yang tengah bermasalah secara hukum. Tentu dengan meminta sejumlah uang.
“Kita sudah mendalami kasus ini, melakukan modusnya mereka seolah-seolah menjadi seorang polisi, jaksa, banker yang korbannya ada di China. Mereka tahu siapa korban-korbannya, korbannya punya masalah dan membayar ke ini,” kata dia.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, mengungkap alasan mengapa para WN China itu memilih Indonesia sebagai markas mereka. Hal ini dikarenakan akses internet di Indonesia sangat mudah dijangkau.
ADVERTISEMENT
“Ini sistem yang paling mudah, yang pertama Indonesia ini jaringannya paling gampang. Jaringan internet di sini paling mudah,” ucap Yusri, Senin (25/11).
Selain itu, kata Yusri, Indonesia dipilih lantaran banyak masyarakat keturunan China di Indonesia. Ini membuat masyarakat tak begitu curiga dengan keberadaan mereka.