TV Analog Dimatikan, Masyarakat Yogya Mulai Berburu STB

3 Desember 2022 12:27 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas keamanan menonton siaran TV analog di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas keamanan menonton siaran TV analog di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siaran TV analog di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah resmi dimatikan sejak Jumat (3/12) pukul 24.00 WIB. Sejumlah masyarakat di Yogya pun mulai memburu set top box (STB), yaitu alat itu untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara yang ditampilkan di TV analog biasa.
ADVERTISEMENT
Adam Mardian jadi salah seorang warga Yogyakarta yang mulai berburu STB.
"Mau nggak mau ya harus ikut, karena nyatanya TV analog sudah dimatikan dan sekarang saya ikut-ikutan berburu mencari set top box," kata Adam dihubungi, Sabtu (3/12).
Adam tak sendirian, ternyata banyak warga lain yang berburu STB. Alhasil, Adam mendapati harga STB yang mulai naik. Hari ini Adam juga sempat ke sejumlah toko, kondisinya cukup ramai.
"Rupanya harga sudah pada naik, harga Rp 200 ribu bisa sampai Rp 300 ribu bahkan bisa lebih tergantung dari penjualnya," ujarnya.
Sebagai alternatif, Adam tengah berusaha mencari STB di toko online. Di sisi lain, dia juga masih ragu mendapat STB berkualitas ketika ramai peminat seperti ini.
Seorang panitia melintas di dekat layar siaran televisi analog yang telah dihentikan di Kompleks Kementerian Kominfo Jakarta, Kamis (3/11/2022) dini hari. Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
"Masih bingung memilih alat yang bagaimana, yang bisa menjamin acara menonton tidak terganggu sinyal hilang dan lain-lain. Di toko online, risikonya ya kaya beli kucing dalam karung, beda kalau beli di toko, mungkin barangnya bisa dicoba dulu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Secara pribadi, Adam mengaku sudah tidak terlalu sering menonton TV. Hanya saja, STB tetap dibutuhkan karena TV masih menjadi sarana hiburan dan informasi orang tuanya.
"Orang tua di rumah yang kebingungan TV kok siarannya hilang semua," katanya.
Dimatikannya TV analog tak berdampak banyak pada Seto Pangaribowo. Warga Kasihan, Kabupaten Bantul itu selama ini sudah berlangganan internet.
"Kebetulan ada android box bundle langganan internet. Sementara pakai itu dulu," kata Seto via sambungan telepon.
Namun, dia tetap ada rencana untuk membeli STB. Pasalnya, selama ini orang tuanya mengunakan TV analog dan kebingungan ketika mengoperasikan android box.
"Rencana kemungkinan bakal cari STB soale kalau pakai android box orang tua kesusahan ribet katanya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Beli STB Sejak 6 Bulan Lalu
Stok perangkat Set Top Box (STB) semakin menipis di salah satu toko elektronik di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Begitu pemerintah mengumumkan akan mematikan TV Analog, Luqman Hakim bergegas berburu STB. Membeli STB lebih awal dipilih Luqman. Alasannya, kualitas gambar jauh lebih bagus.
"Selain kualitas gambar yang bagus, saya juga bisa mendapatkan lebih banyak pilihan chanel tanpa langganan alias gratis. Setidaknya saya bisa akses sekitar 30 channel," kata Luqman.
Sebelumnya, warga Gamping, Kabupaten Sleman itu pernah menggunakan parabola. Sayang, banyak channel yang sudah tidak bisa diakses dan harus berlangganan. Kala itu, dia membeli STB seharga Rp 200 ribu dan sudah mendapat kualitas yang bagus.
"Dulu harganya Rp 200 ribu. kemudian saya juga beli antena UHF sekitar Rp 150 ribu. Kalau sudah punya antena biasa sebenarnya bisa langsung disambung STB. Cuma karena saat itu saya tidak pakai antena UHF," katanya.
ADVERTISEMENT
Pemasangan STB juga mudah. Sejauh 6 bulan pemakaian, tidak ada kendala yang dirasakan. Hanya terkadang sinyal kurang bisa menangkap jika hujan lebat terjadi.
"Kadang-kadang sih tiba-tiba sinyal macet kalau pas hujan lebat, tapi secara umum lancar nggak ada gangguan," katanya.
Justru yang susah menangkap banyak channel menurut Luqman ketika dia di rumah orang tuanya di Pati, Jawa Tengah. Dia kurang puas karena di sana tidak channel bisa tertangkap sinyalnya.
Seorang petugas keamanan menonton siaran TV analog di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
"Jadi saya bisa menangkap banyak chanel karena di Yogyakarta memang bisa menangkap banyak sinyal TV digital. tapi di daerah orang tua saya di Pati, mau ikut pasang STB tapi sulit nangkep sinyal sehingga chanel yang bisa ditonton terbatas," pungkasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) DIY Wahyu Nugroho mengatakan bahwa dimatikannya TV Analog ini juga diiringi dengan pembagian STB kepada masyarakat yang membutuhkan. Total 163.436 STB dari Kemenkominfo telah terdistribusikan.
ADVERTISEMENT
"STB pembagian atau distribusi sudah 100 persen untuk wilayah di DIY. Jumlah penerimanya itu 163.436 total STB untuk di DIY," kata Wahyu pada Jumat (2/12) kemarin.
Mengenai siapa saja yang mendapatkan STB itu, Wahyu mengatakan bahwa data penerima berasal dari kabupaten dan kota. Data itu sudah diverifikasi pula di tingkat kelurahan dan kalurahan.
"Verifikasi di kalurahan dan kelurahan, setelah itu naik di Kabupaten dan langsung disampaikan ke Kominfo pusat," ujarnya.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan bahwa pembagian STB ini langsung dari pusat, sehingga tentu masih banyak masyarakat yang berhak menerima tetapi belum mendapatkan STB.
"Tapi memang saya mendapatkan beberapa laporan beberapa yang berhak mendapatkan tapi belum mendapatkan," kata Aji.
ADVERTISEMENT
Pihaknya meminta kepada Kominfo DIY bersama-sama dengan Kominfo kabupaten dan kota melakukan pendataan masyarakat membutuhkan yang belum mendapatkan STB. Data itu kemudian akan diusulkan ke pusat.
"Kominfo saya minta untuk didata mana yang membutuhkan tapi belum mendapatkan kita usulkan lagi supaya mendapatkan STB," ujarnya.