Usai Tak Lagi Jadi Menlu Retno Cuma 'Pensiun' 10 Hari

15 Oktober 2024 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi akan segera mengakhiri masa jabatannya usai Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin lengser 20 Oktober 2024. Retno tak lagi melanjutkan posisi sebagai Menlu di kepemimpinan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
"Karena setelah (tanggal) 20 Presiden baru dilantik, diumumkan (kabinet) enggak tahu kabinet dilantiknya kapan," kata Retno dalam program A1 kumparan bertajuk 'Retno Marsudi: Saya Yakin Pak Prabowo Tetap Perhatikan Isu Palestina', yang tayang Senin (14/10).
Retno mengatakan, pihaknya akan mempersiapkan sebaik mungkin proses transisi dengan menteri baru.
"Kita persiapkan sebaik mungkin. Kita jangan lupa yang kita bela adalah negara. Adalah rakyat Indonesia. Jadi kita harus, saya teman-teman dididik secara profesional. Jadi bakti kita adalah pada negara. Kita harus jaga," ucapnya.
Lantas, setelah sehari pelantikan Prabowo-Gibran, yakni pada tanggal 21 Oktober 2024, ke mana Retno akan berlabuh?
"Pensiun, toh," kata dia. Retno akan pulang kampung ke rumahnya di Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Retno tak akan sepenuhnya pensiun dari kegiatan internasional. Sebab Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres secara resmi telah menunjuk Retno sebagai Utusan Khusus PBB untuk isu air.
"(Mulai) 1 November," kata dia.
"Jadi cuma punya waktu 10 hari untuk libur," pungkasnya.
Praktisi Politik Gus Ipang bersama Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad mewawancari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut keterangan resmi PBB yang dirilis pada Jumat (13/9), peran Retno akan memanfaatkan hasil dari Konferensi Air PBB 2023 serta mempersiapkan Konferensi Air PBB pada 2026 mendatang.
Dalam kapasitas barunya, Retno diharapkan mampu mendorong tercapainya masa depan yang aman terkait ketersediaan air bagi semua pihak. Ia akan mengadvokasi kerja sama di tingkat politik, ekonomi, dan sosial-budaya untuk memperkuat sinergi global dalam menangani isu air.
Sebagai Utusan Khusus, Retno juga bertugas memperkuat kolaborasi internasional di berbagai forum air, serta memastikan tujuan air dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yakni akses universal terhadap air bersih dan sanitasi, bisa tercapai pada tahun 2030. Selain itu, ia akan menggerakkan pemangku kepentingan global untuk bersama-sama mencari solusi terhadap krisis air.
ADVERTISEMENT