Viral Buku Pelajaran IPA SMP Sebut Corona Tak Bahaya, Ahli Paru Beri Penjelasan

30 Juni 2021 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coronavirus yang tertulis dalam Buku IPA Kelas 8 Semester 2. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Coronavirus yang tertulis dalam Buku IPA Kelas 8 Semester 2. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Viral video dengan narasi yang menyebutkan virus corona dalam materi buku paket IPA Kelas 8 SMP tidak berbahaya. Video itu berawal dari unggahan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Pengunggah video itu mengeklaim virus corona yang tertulis dalam buku terbitan Kemendikbud pada 2017 itu tak berbahaya. Di dalam buku itu, terdapat empat kata corona virus. Hanya saja, tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Terkait viralnya unggahan itu, dokter spesialis paru dari RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Sofyan Budi Raharjo, ikut buka suara. Ia mengatakan virus corona sudah ada ratusan tahun yang lalu. Hanya saja, mutasinya yang terjadi sekarang lebih berbahaya.
"Corona virus kan memang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Tetapi memang mengalami mutasi dan sudah hampir berubah total susunan RNA-nya, sehingga menjadi lebih ganas dibanding aslinya dulu," ujar Sofyan kepada kumparan, Selasa (29/6).
Ia menekankan, virus corona pernah bermutasi menjadi MERSCOV dan kemudian menjadi pandemi pada 2000. "Tapi tidak menjadi pandemi hanya terjadi di negara Timur Tengah saja," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, corona yang menjadi pandemi mulai awal 2020 adalah COVID-19 atau SARS-CoV-2. Virus tersebut telah bermutasi menjadi banyak varian, di antaranya adalah Delta yang pertama teridentifikasi di India.
"COVID-19 itu ada dan nyata, memang tidak semua yang terinfeksi COVID-19 menjadi sakit karena tergantung imunitas. Silakan saja kalau tidak percaya karena imunitasnya merasa baik, tetapi apakah kita tahu walaupun terlihat kita sehat tetapi imunitas kita kadang menurun dan bisa berakibat fatal bahkan kematian bila terinfeksi SARSCOV2 ini," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, Maman Faturahman, mengatakan soal viralnya unggahan netizen itu tidak perlu dibesar-besarkan.
Maman menegaskan virus corona yang disebutkan dalam buku itu beda konteks dengan virus corona yang menjadi wabah, COVID-19. Lebih lanjut, tambah Maman, virus corona sudah ada sebelum 2019.
ADVERTISEMENT
"Memang buku [itu] yang menceritakan tentang virus corona dalam konteks, kan virus corona sudah ada sebetulnya sebelum 2019. Saya kira nggak ada yang salah," ujar Maman kepada kumparan, Selasa (29/6).