Wakil Ketua DPD Temui Mahfud MD: Indonesia Sudah Bergantung pada China

8 Juli 2020 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono memberikan sambutan saat bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD di Kemenkopolhukam, Jakarta.   Foto: DPD
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono memberikan sambutan saat bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD di Kemenkopolhukam, Jakarta. Foto: DPD
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono, menggelar pertemuan dengan Menkopolhukam Mahfud MD di Kemenkopolhukam, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu membahas terkait perkembangan lingkungan strategi di kawasan Asia Pasifik terhadap perubahan Geo Politik, Geo Ekonomi dan Geo Strategi.
"Yang bakal terpengaruh oleh perkembangan lingkungan strategi kawasan Asia Pasifik sebenarnya bukan hanya kita (Indonesia), tapi secara keseluruhan akan menimpa Negara-negara ASEAN," kata Nono dalam keterangannya, Rabu (8/7).
Nono menjelaskan, sejak Mei 2018 telah terjadi perubahan besar dalam sektor keamanan di Asia yang dinamakan Indo Pacific Region.
Sehingga bukan hanya keamanan perbatasan lagi yang perlu diwaspadai tetapi juga efek dari persaingan perdagangan global yang akan masuk melalui jalur laut dan pelabuhan di Indonesia.
"Kita harus akui saat ini barang-barang dari China misalnya itu sudah ke mana-mana. Banyak Negara sudah ketergantungan dengan China, termasuk negara kita," jelas Nono.
ADVERTISEMENT
"Bisa kita bayangkan dari kita bangun tidur, mandi sampai berangkat kerja kita hampir menggunakan barang China. Demikian juga perabotan dan aksesoris rumah tangga juga dari China," tambahnya.
Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono. Foto: Dok. DPD RI
Nono menambahkan, Amerika Serikat dinilai belum mampu bersaing dengan China dalam perdagangan global.
"Kalau Amerika saja belum mampu, apalagi kita. Dari segi Politik, saat ini kita hanya bisa mempertahankan segala macam keragaman sumber daya alam yang kita miliki," ucap Nono.
Sejauh ini, Nono melihat Indonesia masih kalah agresif dalam upaya memperluas pasar maupun investasi di kawasan Asia Tenggara. Terutama dibandingkan dengan anggota ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
"Sebagai negara dengan wilayah terluas dan memiliki area yang menjadi penghubung sebagian besar negara di Asia Tenggara, Indonesia harus mengoptimalkan peluang strategis di kawasan tersebut tidak hanya ekspor produk barang maupun jasa, namun juga investasi. Investasi ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tapi juga memperkuat integrasi antar kawasan," tegas Nono.
Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono memberikan saat bertemu dengan Menkopolhukam Mahfud MD di Kemenkopolhukam, Jakarta. Foto: DPD
Tingkatkan Pertumbuhan, DPD Minta Pemerintah Berbenah
ADVERTISEMENT
Dalam pasar internasional, Nono menyebut Indonesia hanya bertumpu pada kesepakatan perdagangan bebas Asean atau Asean Free Trade Agreement (AFTA) dan kesepakatan Asean dengan negara mitra (Asean-China FTA/ACFTA, Asean-Korea FTA/AKFTA, Asean-Japan CEP/AJCEP, Asean-India FTA/AIFTA dan Asean Australia New Zealand FTA-AANZFTA). Namun penetrasi pasar masih sangat minim.
Nono mengatakan, kondisi ini harus diubah jika Indonesia menginginkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tengah-tengah perang dagang AS-China.
"Kita harus bisa menghadapi persaingan dalam perdagangan global yang saat ini mereka kuasai. Karena 90 persen perdagangan dunia itu melalui laut dan melintasi Indonesia. Ini Yang perlu kita manfaatkan. Jangan sampai kita hanya menjadi konsumen atau Pasar saja. Tapi, kita juga harus bisa menjadi produsen," kata dia.
Menkopolhukam, Mahfud MD. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Maka dari itu Nono, berharap pemerintah jangan sampai terprovokasi dengan berbagai ancaman keamanan dari luar yang bertujuan mengacaukan konsentrasi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita jangan terkecoh, termasuk provokasi Natuna. Ingat kita ini Poros Maritim Dunia Lho, jadi yang megang kendali itu kita," ucap Nono.
Nono juga memberikan beberapa masukan kepada Mahfud MD selalu Menkopolhukam. Pertama, Indonesia tidak bisa berfikir maju sendiri tetapi harus berfikir maju bersama dengan negara ASEAN.
"Kita harus menghindari konflik dan fokus menjaga arus pelayaran khususnya di kawasan laut China Selatan. Kemudian kita juga harus secepatnya melakukan diplomasi-diplomasi Maritim. Kenapa? Ya karena arus perdagangan akan lebih banyak melintasi laut," tutur dia.
Selain itu, ia meminta agar militer juga perlu diperkuat. Hal itu agar Indonesia dapat bersaing dengan negara global.
"Untuk bersaing dan merebut perdagangan global itu, kita juga tidak bisa abaikan kekuatan militer. Jadi selain kekuatan ekonomi, pertahanan militer kita juga harus diperkuat," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Nono tak menampik, Indonesia memiliki keunggulan bukan hanya dari sumber daya alam namun juga posisi geografis strategis di kawasan ASEAN. Posisi tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal.
Terakhir, berbagai macam sektor di kawasan Asia Tenggara sangat potensial untuk dimanfaatkan Indonesia. Kerja sama dengan pengusaha lokal di tiap negara juga terbuka lebar.
"Investasi di kawasan Asean akan membantu Indonesia untuk mengurangi tekanan sebagai dampak dari perang dagang Amerika Serikat-China. Selain itu, kehadiran Indonesia di kawasan Asia Tenggara dalam jangka panjang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara signifikan. Investasi dan pemanfaatan akses pasar Asean oleh Indonesia akan meningkatkan peran di kawasan tersebut secara lebih elegan," tutup dia.