Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pada medio 1990-an, siapa yang tak mengenal Ade Rai ? Olahraga binaraga yang sejatinya masih asing di telinga masyarakat Tanah Air, seketika terangkat namanya berkat torehan prestasi Ade Rai di ajang internasional.
ADVERTISEMENT
Dua dekade lebih berlalu, kini pemilik nama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai ini kembali mencuat ke permukaan. Meski demikian, kali ini bukan dari ajang binaraga, melainkan berhubungan dengan Aria Permana--bocah penyintas obesitas.
Ya, Ade Rai dikaitkan dengan keberhasilan Aria dalam menurunkan bobot tubuhnya. Tak tanggung-tanggung, Aria mampu menurunkan berat badanya hingga 110 kg, hingga kini menjadi 83 kg.
Banyak pihak menilai Ade Rai merupakan sosok yang sangat berperan di balik itu. Apalagi, dalam video yang diunggah melalui Instagram pribadinya, pemilik Rai Fitness ini terlihat tengah melakukan latihan fitnes bersama Aria.
Kendati demikian, pria kelahiran Bali 50 tahun silam itu menolak dengan tegas anggapan tersebut. Menurutnya, ia sekadar memberikan Aria motivasi. Lantas, sejauh apa sebenarnya peran Ade Rai terhadap keberhasilan Aria menjadi kurus seperti sekarang ini? Mari simak wawancara kumparan berikut ini.
Bisa diceritakan pertama kali Anda kenal dengan Aria?
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2016, pertama kali saya bertemu di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Aria beratnya hampir 198 kg untuk anak usia 10 tahun. Dalam waktu setahun dari berat 85 kg naik menjadi 185 kg, naik lagi 193 kg lalu ke 197 kg dan turun lagi 192-193 kg. Pada saat di rumah sakit itu kebetulan lokasinya tidak jauh dengan tempat saya beraktivitas, kebetulan gym saya di daerah sana. Saya berinisiatif untuk iseng mengunjungi saja. Keinginan mengunjungi lebih kepada kalau saya lihat profil member di gym saya itu hampir rata-rata 50% ingin menurunkan berat badan, cerita sukses penurunan berat badan ini sudah terlalu banyak sekali. Saya menggeluti industri kebugaran sebagai penyedia sarana fasilitas sudah hampir dalam 20 tahun terakhir kali ya, sudah lama dari tahun 1990-an, begitu banyak cerita-cerita sukses tentang orang yang berhasil menurunkan berat badan, makanya kenapa saya bersama tim lainnya coba inisiatif iseng lah saya mau coba kunjungi Aria.
ADVERTISEMENT
Bagaimana reaksi Aria dan keluarga ketika Anda berkunjung?
Saya bersyukur dapat sambutan yang baik dari keluarganya, bapaknya namanya Kang Ade Somantri, sangat apresiasi sekali kedatangan saya dan saya juga sangat apresiasi sekali saya diterima dengan baik. Akhirnya, saya berkenalan dengan Aria dengan keluarga. Lalu, hanya lebih kepada pertemanan saja jadi saya enggak bilang ‘saya tim ini, bisa bantuin ini enggak ada, enggak pernah bilang begitu’. Saya cuma seperti orang yang berkunjung saja dan saya mau tahu kenapa sih kok bisa seorang anak beratnya seperti itu. Dulu saat saya usia 10 tahun, berat saya cuma 25 kg, ini umur 10 tahun beratnya 200 kg.
Jadi, Kang Ade bercerita pola perilaku Aria ternyata memang dari makan. Dari gerak itu bisa dikatakan sinergis sih sebenarnya, makannya tambah banyak, geraknya tambah dikit. Aria mengkonsumsi makanan-minuman kemasan hampir setiap malam, kadang-kadang ditemani dengan main game dan sebagainya tanpa gerak. Kalorinya makin lama, makin hari makin banyak, akhirnya terjadi sebuah akumulasi dari pola perilaku. Dia memasukkan makanan ke dalam mulut tapi lupa untuk membakarnya.
ADVERTISEMENT
Hampir sebagian besar makanannya kalau kita berbicara makronutrisi itu adalah karbohidrat. Karbohidrat kalau seandainya kita tidak manfaatkan untuk berbagai aktivitas akan disimpan di dalam sel lemak dalam tubuh kita, makanya kenapa Aria lemaknya tambah naik, dalam satu setengah tahun terjadi kenaikan yang signifikan, hampir 110 kg lebih.
Apa faktor keberhasilan Aria dalam menurunkan berat badannya?
Dalam waktu kurang lebih hampir tiga tahun berat Aria sebenarnya kembali lagi ke berat normalnya atau lebih tepatnya ke berat awal yaitu adalah 85 kg dan turun lagi menjadi 83 kg. Jadi, kalau kita bicara secara teknis tidak ada yang mengagetkan, karena naik satu tahun dibayar tiga tahun, beratnya ke posisi semula sebenarnya biasa saja. Tapi, yang mungkin uniknya adalah tidak semua orang bisa melakukan hal itu dan mungkin gara-gara video yang saya posting itu ada kontras yang luar biasa ketika seseorang yang tadinya bentuknya sebesar jempol jadi jari kelingking, orang yang sama dengan komparasinya saya begitu-gitu saja, lingkungannya sama, tapi dianya berbeda.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Aria saya rasa tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Jadi, sangat salah ketika kita mengkambinghitamkan kesuksesan atau kegagalan itu didasarkan pada satu orang atau satu pihak. Kalau seandainya harus ada satu kredit yang kita berikan adalah hanya kepada Aria dan kepada keluarganya.
Jadi, Aria kurus bukan karena Ade Rai?
Bukan, ini yang mau saya luruskan. Kalau saya hanya lebih kepada, membayangkan di lapangan itu David Beckham lagi main, saya mungkin hanya suporter yang menyemangatinya, yang tahu gimana caranya ngegolin dan menendang sampai bisa berhasil itu Aria. Kalau saya hanya kecil sekali, mungkin cuma netizen berbaik hati saja. Tapi, kalau ditanya apakah saya mampu membuat orang gemuk menjadi kurus, ya mungkin sudah puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang yang saya bikin kurus, cuma kebetulan memang tidak diliputi. Jadi, kalau ditanya apakah saya punya kemampuan itu, iya dan dalam hal ini kebetulan ada pada Aria jadi akhirnya klop.
ADVERTISEMENT
Apakah ada kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga Aria awalnya?
Sejak awal saya bersyukur saya terima kasih kepada Kang Ade Somantri yang selalu terbuka sama saya, kita sudah kayak teman, saya kadang-kadang bisa kritik dia juga ketika ada masa di mana dulu Aria diundang ke mana-mana, dan saya marah sama Kang Ade. Saya bilang ke Kang Ade bukan apa-apa, saya setuju Kang Ade dan Aria bisa jadi selebriti sesaat, diundang sana-sini tapi setiap kali diundang Aria selalu pulang dengan berat badannya yang naik terus. Nah, jadi menurut saya di satu sisi menyenangkan kita dikenal orang, tapi kita terkenal juga karena keanehan. Saya berani berkata apa adanya karena saya menganggap mereka sudah kayak keluarga. Saya bilang sama Kang Ade, kita nggak mau suatu ketika pagi-pagi Aria sudah enggak bangun lagi karena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Kita tahu di Indonesia itu terjadi sebuah pergeseran penyakit, dari penyakit infeksi ringan mengarah kepada berbagai penyakit yang disebut penyakit perilaku atau orang kenal yang namanya chronic disease. Dia tetap sakit karena ulah perilakunya, mungkin yang sekarang paling populer adalah nomor 2 merokok dan yang nomor satu disebabkan karena kelebihan kalori yaitu obesitas. Jadi, kalau kita lihat dari situasi terkini, banyak kematian berawal dari kegemukan, dan oleh sebab itu makanya saya katakan ke Aria dan keluarga enggak bisa kayak gitu. Aria bersyukur didukung oleh berbagai pihak, ada juga dukungan dari pemerintahnya, sampai Aria melakukan operasi penyempitan lambung dan itu sangat membantu, meskipun orang lain juga melakukan operasi itu tapi berat badannya tetap naik, tapi kenapa Aria bisa turun?
Kalau saya bisa menjelaskan bahwa salah satu dari alasan kenapa 95% orang berdiet itu gagal? Jadi bayangin diet yang gagal rate-nya itu bukannya 10%, 12%, atau 50%, ini kenapa orang yang diet 95% gagal, jadi artinya mayoritas orang diet sudah pasti gagal, yang sukses cuma 5%. Jawabannya adalah karena diri kita sendiri. Maksudnya, mereka melakukannya bukan dengan sebuah pemahaman, bukan dengan kesenangan hati tapi dengan kesusahan hati. Ada definisi yang saya buat ‘sehat adalah bersahabat dengan pertemanan hati, sakit adalah bersahabat dengan perlawanan hati’. Ketika hati kita melawan, badan kita akan membuat satu istilahnya mekanisme defensif atau menjauhkan kita pada sehat karena sifatnya proteksi. Kebalikannya, tubuh kita dengan senang hati akan menguatkan kita dan mendekatkan kita dengan sehat kalau memang dilakukan dengan sesuatu yang senang hati.
ADVERTISEMENT
Artinya, Aria menjalani diet tanpa ada paksaan dari siapa pun?
Apa yang terjadi dengan kebanyakan orang, sampai mengalami istilahnya body shaming, itu tidak terjadi dengan Aria. Dia enggak pernah merasa gendut itu sebagai kelemahan, dia enggak pernah merasa gendut itu sebagai sesuatu yang memalukan. Aria tidak merasa gemuk itu sebagai sesuatu yang rusak, jadi susah punya temen gara-gara dia gemuk. Aria tidak pernah merasa ibaratnya orang mem-bully dia gara-gara dia gemuk, itu semua tidak terjadi. Bahkan waktu dia mau menjalankan aktivitas olahraga, dia olahraga saja, tidak ada pamrih untuk bilang dengan olahraga ini nanti dia berhasil kurus. Dia mau diet kalau bisa kurus, tapi enggak mau diet kalau enggak mau kurus. Dia enggak seperti itu.
ADVERTISEMENT
Makanya, saya bisa sampaikan bahwa kita ada kecenderungan punya mentalitas kambing hitam, jadi kesuksesan kita selalu mengkambinghitamkan. ‘Wah, Aria sukses gara-gara Ade Rai, Aria sukses gara-gara si ini, Aria sukses gara-gara kasih ibu atau apa pun’. Maksud saya, kesuksesan dan kegagalan itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi dari akumulasi berbagai investasi perilaku. Jadi, Aria-nya kayak apa, orang tuanya kayak apa, lingkungannya kayak apa, pilihan makanannya kayak gimana. Orang-orang beranggapan programnya fitnesnya apa? Aria pasti enggak bisa menjelaskan, karena saya juga enggak punya program. Kerjanya adalah tiap hari saya cuma bilang ke Aria, ‘sudah main bola belum? Sudah main basket belum? Kemarin Om Ade beliin Aria PS3 kan, udah benar enggak ngelakuinnya mainnya sambil berdiri?’
ADVERTISEMENT
Jadi, berbagai kegiatan yang dilakukan itu satu sama lain saling terakumulasi, yang tadinya suka minum ditambahkan gula, berarti sekarang kurang-kurangin. Kita bicara fakta saja bahwa alasan kenapa seseorang punya kalori berlebihan pasti karena konsumsinya, salah satunya seperti goreng-gorengan dan kebetulan memang minyak goreng itu bukan ide yang baik. Jadi, Aria coba cari makanan lainnya, seperti bubur ayam. Itu masih lumayan daripada nasi goreng misalnya. Tapi, bukan berarti bubur ayam juga bagus, paling enggak ada sebuah penurunan yang drastis kalau kita berbicara kilo kalori atau jumlah kalori itu tadi. Saya juga enggak menyusun menu makanan, saya cuma ngajak bapak dan ibunya lihat makanan sehat seperti apa, nanti mereka berkreasi sendiri. Saya kasih Aria bola, terserah bola itu mau diapain. Saya kasih dia sepatu olahraga, bukankah dengan dia pakai sepatunya dia akhirnya jadi bergerak? Hal itu yang saya mau katakan bahwa kombinasi dari berbagai perilaku yang diinvestasikan oleh Aria akhirnya terakumulasi, tahunya tiba-tiba konsekuensinya adalah berat badannya menurun.
Sekali lagi saya bilang, salah paham saja kalau orang Aria kurus karena Ade Rai , itu yang kadang-kadang sering membuat saya risih. Tapi, di sisi lain yang namanya pujian ‘kan juga kayak doa ya, jadi saya berterima kasih buat netizen, buat teman-teman yang memberikan pujian seperti itu kepada saya.
ADVERTISEMENT
Anda pernah menyangka unggahan di Instagram saat fitnes dengan Aria jadi viral?
Sebenarnya itu buat kangen-kangenan saja sih sama Aria, karena kan kadang dia bisa datangnya sebulan sekali, kadang bisa dua bulan sekali, kadang berapa bulan enggak datang. Pas latihan saya bilang ke Aria enggak terasa udah tiga tahun, dulu dia ngomong ke saya saja masih susah, tapi sekarang sudah kayak orang gede, sudah lancar, sudah bisa cerita. Saya bikin dokumentasinya sebagai perayaan tiga tahun. Sebenarnya niatnya itu.
Saya bersyukur saja dengan adanya sosial media jadi bisa didekatkan kembali, malah bisa punya teman-teman baru dan bisa juga jadi distribusi channel dalam berkomunikasi, dalam memberikan informasi atau bahkan memberikan sebuah edukasi. Karena selama ini saya punya Instagram atau Facebook memang ingin apa yang saya lakukan ada manfaatnya bukan cuma bagi diri saya, tapi orang lain juga.
ADVERTISEMENT
Apakah berat badan Aria sekarang berat badannya sudah ideal?
Belum, masih belum. Sekarang 83 kg, idealnya adalah bukan berat badannya tapi idealnya adalah mengubah komposisi tubuhnya. Jadi lemaknya diturunin, masa ototnya dinaikin. Kalau suatu saat nanti akhirnya badannya bisa kayak dulu lagi itu benar-benar berkah banget buat dia, itu luar biasa.