news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

WHO Desak Negara-negara Donasikan Vaksin Lewat COVAX, Dibutuhkan 10 Juta Dosis

27 Maret 2021 1:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
WHO menyerukan donasi 10 juta dosis vaksin corona untuk memastikan setiap negara dapat mulai vaksinasi dalam 100 hari pertama di 2021 atau hingga 10 April mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, sejumlah negara yang terburu-buru memperoleh vaksin telah menyebabkan penundaan pengiriman vaksin melalui skema COVAX kepada negara-negara miskin.
Dia mendesak negara-negara yang memiliki kemampuan lebih untuk menyumbangkan dosis vaksin cadangannya ke COVAX.
Tedros telah meminta semua negara memulai vaksinasi dalam 100 hari pertama di 2021, tetapi sejauh ini, masih ada 36 negara belum menerima satu dosis pun.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto: AFP/PIERRE ALBOUY
Dia mengatakan, 16 negara dijadwalkan untuk menerima dosis pertama melalui COVAX dalam waktu 15 hari, sehingga menyisakan 20 negara.
"Memulai (vaksinasi) semua negara pada hari ke-100 adalah masalah yang dapat dipecahkan. COVAX membutuhkan 10 juta dosis segera sebagai langkah penghentian yang mendesak, sehingga 20 negara ini dapat mulai memvaksinasi pekerja kesehatan dan orang tua mereka dalam dua minggu ke depan," kata Tedros dikutip dari AFP, Sabtu (27/3).
ADVERTISEMENT
"Jadi hari ini saya meminta negara-negara dengan dosis vaksin yang memiliki daftar penggunaan darurat WHO untuk menyumbangkan sebanyak mungkin dosis untuk membantu kami memenuhi target itu," ujarnya.
"Sepuluh juta dosis tidaklah banyak dan itu tidak cukup, tetapi ini (donasi) adalah permulaan (yang baik)," terangnya.
Ilustrasi Vaksin MR. Foto: Shutter Stock
Skema pembagian vaksin global COVAX memastikan 92 negara miskin di dunia dapat memperoleh vaksin, dengan biaya ditanggung pendonor.
Skema tersebut bertujuan untuk mendistribusikan dosis yang cukup untuk memvaksinasi hingga 27 persen populasi 92 negara miskin pada akhir tahun, sehingga ada sekitar 2 miliar dosis yang diberikan.