Wiranto: Saya Merekayasa Agar OSO Jadi Ketum Hanura di 2016

18 Desember 2019 18:09 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto memberikan keterangan pers bertajuk 'Penyelamatan Partai Hanura," di Atlet Century, Jakarta. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto memberikan keterangan pers bertajuk 'Penyelamatan Partai Hanura," di Atlet Century, Jakarta. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto blak blakan bercerita soal proses terpilihnya Oesman Sapta Odang (OSO) menjadi Ketum saat Munaslub di Bambu Apus 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Wiranto mengaku ada campur tangannya dalam terpilihnya OSO sebagai ketum. Saat itu, Wiranto yang merupakan Ketum Hanura dipilih Presiden Jokowi menjadi Menkopolhukam. Wiranto tak ingin rangkap jabatan.
Oleh sebab itu, ia menggelar Munaslub Hanura untuk memilih ketum baru.
"Di benak saya tidak mungkin, tidak pantas kalau saya merangkap sebagai ketum Hanura, ketum parpol. Maka kemudian kita mengadakan suatu acara namanya Munaslub di Bambu Apus," kata Wiranto saat konpers 'Penyelamatan Partai Hanura' di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Rabu (18/12).
Saat Munaslub itu, Wiranto mengakui membuat skenario agar OSO yang terpilih secara aklamasi menjadi Ketum Hanura. Menurut dia, sungguh tak sulit saat itu untuk membuat OSO menjadi Ketum Hanura.
ADVERTISEMENT
"Di sana kita mengundang Saudara OSO untuk menjadi salah satu calon yang mengganti saya. Dan saya merekayasa, katakanlah, mudah kan merekayasa, saya buat aklamasi, maka ketua umum terpilih saudara OSO," bebernya.
Wiranto memberikan pidato di acara Hanura. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Meski begitu, Wiranto bukan tanpa syarat menjadikan OSO sebagai ketum. Wiranto mengajukan sejumlah syarat kepada OSO yang dipenuhinya agar menjadi Ketum Hanura.
Syarat-syarat itu, kata Wiranto, tercantum dalam pakta integritas yang diteken keduanya.
"Dengan catatan, saya akan bicara dari hati ke hati, bukan rekayasa, bukan bohong. Dan saksinya ada, Pak Jenderal Subagyo HS, Pak Jenderal Chairuddin, semua mendengarkan," sebutnya.
"Beliau (OSO) hanya akan menjabat janjinya waktu itu sampai 2019. Juga tunduk pada AD/ART, akan menjaga soliditas partai, akan menambah jumlah suara di DPR pada pemilu yang akan datang," tambah mantan Panglima ABRI itu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Wiranto Wiranto, disepakati bahwa semua kekuasaan ketum yang bersifat strategis diserahkan kepada Dewan Pembina.
"Saya diangkat menjadi ketua dewan pembina," kata Wiranto.
Menko Polhukam Wiranto dan Kapolri Tito Karnavian (kanan) saat melakukan konferensi pers di Kemenkopolhukam terkait revisi UU KPK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lebih lanjut, jika tidak ditaati, maka OSO akan mundur dengan tulus dan ikhlas tanpa paksaan sebagai Ketum Hanura. Pakta integritas itu ditandatangani oleh Ketua Dewan Penasihat Hanura Subagyo HS dan Ketua Dewan Kehormatan Chairuddin Ismail.
"Komitmen itu dituangkan dalam namanya, Pakta Integritas, bukan ngarang ya. Dasarnya komitmen, yang beliau juga tandatangani, dua saksi juga tandatangan Pak Bagyo dan Pak Chairuddin Ismail," tandas Wiranto.