Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1

ADVERTISEMENT
Pemilik mobil di Indonesia, umumnya mengenal dua jenis aki: kering atau bahasa resminya maintenance free (MF) dan basah.
ADVERTISEMENT
Sedikit mengupas pembeda keduanya, disebut aki basah karena di dalamnya ada cairan elektrolit --air aki. Cairan tersebut mengandung timah antimoni, bisa habis karena besarnya potensi penguapan.
Aki ini juga perlu perhatian dan perawatan rutin --seperti mengisi ulang cairannya. Mengingat sifat cairannya, yang mudah menguap dan cepat habis.
Kemudian jenis yang kedua, meski disebut aki kering, bagian dalamnya tetap mengandung cairan elektrolit yang mengandung timah kalsium.
Dibanding timah antimoni pada aki basah, timah kalsium lebih hemat dalam proses penguapan. Lalu, aki kering juga tak perlu dirawat sesering aki basah, karena aki ini tidak membutuhkan pengisian ulang cairan elektrolit.
Aki kering disegel dengan kuat sehingga cairan elektrolit di dalamnya tidak berpotensi untuk tumpah. Nah, karena kualitas aki kering disebut-sebut lebih baik dibanding aki basah, harga yang lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana soal umur keduanya, siapa lebih unggul?
Aki basah
Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi menyebut, usia aki basah rata-rata ada di angka 2-2,5 tahun.
Dengan syarat, kata Bambang, pemilik kendaraan tak menyepelekan faktor-faktor yang bisa buat aki cepat rusak. Seperti tidak abai mengontrol airnya, dan menjaga kebersihan pull aki atau kepala kutub aki.
"Kemudian air akinya juga harus dijaga, khususnya terkait dengan kadar H2S04. Bila lalai perawatannya, usianya bisa lebih pendek dari itu," ucapnya kepada kumparan, Kamis (12/3).
Aki kering
Sementara untuk aki kering, Bambang percaya diri menyebut usianya bisa sampai 3 tahun. Namun kembali lagi, tergantung dari karakter penggunaannya, normal driving, didiamkan di rumah saja, atau malah dipaksa kerja rodi.
ADVERTISEMENT
Aki mobil sejatinya mengalami self-discharge (pelepasan arus) setiap harinya kala mobil dalam kondisi tak digunakan. Angkanya sekitar 3 persen, entah untuk alarm dan sebagainya.
Nah bila kapasitasnya drop terus, kemampuannya akan semakin berkurang. Begitu juga sebaliknya, bila unit dipakai nonstop 24 jam, akinya akan panas terus, dan semakin cepat usianya.
"Lebih awet itu buat yang dipakainya normal 3 jam 4 jam per hari," tuturnya.
Jadi kesimpulannya, kata Bambang, umur aki sendiri sebenarnya tak bisa dipatok. Karena tergantung dari karakter penggunanya, dan seberapa apik pemilik kendaraan merawatnya.