Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Keputusan ini pun lekas membuat pemain di segmen Low Cost Green Car (LCGC) bakal berkurang satu. Bukan tidak mungkin langsung menguatkan salah satu merek otomotif nasional.
Padahal boleh dibilang Datsun dengan dua modelnya, Go dan Go+, jadi dedengkot perkembangan LCGC di Indonesia.
Melihat hal ini, Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menanggapinya santai. Baginya, absen Datsun di pasar otomotif nasional nantinya tidak begitu berpengaruh besar.
"Datsun dan lainnya saya enggak tahu kenapa mereka melakukan itu, tapi kan ada yang lain, kami lihat kompetisi selalu ada dan pilihan ke depannya akan semakin banyak," katanya usai peluncuran mToyota di Jakarta, Kamis (5/12).
Anggapan Anton ada benarnya, mengingat ada pabrikan lain yang coba penetrasi ke segmen LCGC namun dengan fitur yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
"Di akhir tahun ada Renault Triber, itu saya rasa segmennya berdekatan dengan LCGC meskipun produknya bukan LCGC, makanya kompetisi semakin ketat," tambah Anton.
Pada tahun 2019 sendiri, dari data wholesales Gaikindo, Toyota sudah membukukan 62.628 unit model LCGC yang terdistribusi sepanjang Januari hingga Oktober. Rinciannya, Calya 42.626 unit dan Agya 20.002.
Turun 19,4 persen kalau dibandingkan tahun lalu yang bisa mengirimkan 77.714 unit model LCGC ke diler pada kurun waktu yang sama.
"Tahun ini di beberapa bulan memang market turun. Tapi LCGC saat ini stabil di angka market yang sesuai sekarang," kata Anton.