Baru Pertama Bawa Mobil Manual, Jangan Lakukan Kebiasaan Ini

24 Mei 2022 6:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mobil Manual. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil Manual. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Mengemudikan mobil manual memang butuh keterampilan yang lebih, karena pada dasarnya harus menyelaraskan tiga pedal secara harmonis. Jika tidak, mobil bisa mati atau mengalami ndut-ndutan di jalan.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi sejumlah pengemudi pemula membawa mobil manual bisa dibilang cukup menantang dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
Menurut Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana ada sejumlah kebiasaan yang harus dihindari oleh pengemudi pemula ketika mengoperasikan mobil manual.

Manuver yang ragu-ragu

Ilustrasi kaki menginjak pedal kopling pada mobil manual. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Hal pertama yang dibeberkan oleh Sony, tidak sedikit pengemudi pemula yang masih ragu-ragu ketika membawa mobilnya di jalan karena pengoperasian tiga pedal dan asumsi mobil mati tiba-tiba sehingga menempelkan kaki kirinya di pedal kopling.
“Contohnya, ketika mau berhenti di lampu merah, itu yang dilakukan koplingnya diinjak baru rem, itu dia takut dan tidak biasa,” terang Sony ketika dihubungi kumparan, Senin (23/5).
Menurutnya ketika deselerasi, biasakan menginjak rem dulu ketika rpm mesin mulai turun baru injak kopling dengan tujuan engine brake bisa bekerja dan menjaga keawetan komponen rem pada mobil.
ADVERTISEMENT
Sama halnya seperti melakukan manuver setengah kopling pada kondisi stop and go dengan asumsi takut mobil tiba-tiba mati. Padahal, kebiasaan tersebut bisa membuat kampas kopling cepat habis.

Berjalan sangat pelan

Ilustrasi Menyetir. Foto: Shutter Stock
Ketika membawa mobil manual di jalan tentu saja pengemudi diharapkan bisa menyesuaikan dengan kecepatan lalu lintas. Berbeda dengan yang masih dalam proses belajar mengenal mobil manual.
Sony menjelaskan, tidak sedikit pengemudi mobil manual pemula yang memiliki kebiasaan untuk menyetir dengan kecepatan di bawah rata-rata. Padahal, hal tersebut bisa membahayakan pengendara lain.
“Dia bergerak tidak selaras dengan kondisi lalu lintas, misalnya di jalan kecepatannya 40 km/jam, dia 20 km/jam,” lanjut Sony.
Selain kecepatan, perpindahan gigi juga harus diperhatikan. Sebab, masih banyak pengemudi manual yang baru membawa mobil melakukan perpindahan pada putaran mesin yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT

Mengabaikan buku manual

Posisi mengemudi Toyota Corolla Cross. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Selain itu, Sony menyebut banyak pengemudi mobil manual pemula yang belajar secara otodidak kerap mengabaikan hal-hal penting seperti buku manual mobil. Padahal, pada buku tersebut dijelaskan fitur keselamatan yang bisa dimanfaatkan.
“Saran saya, selain melatih keterampilan juga harus membaca buku manual untuk memahami kendaraan yang dia pakai saat itu,” tuturnya.
Tambahnya, memang mengemudikan mobil manual butuh waktu agar lebih terbiasa dan terampil. Menghindari kebiasaan yang sudah disebutkan sebelumnya harus dilakukan demi menjaga keselamatan berkendara.
“Memang harus banyak belajar lagi, supaya selaras bawa mobil bisa bergerak lebih mulus,” tutup Sony.