Berita Populer: Suspensi NMax Baru; Tekan Emisi Karbon Dengan Bioetanol

30 Juni 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shockbreaker NMax Turbo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Shockbreaker NMax Turbo. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabar tentang rahasia suspensi Yamaha NMax baru dibikin lebih lembut menjadi berita populer kumparanOTO, Sabtu (29/6).
ADVERTISEMENT
Kemudian 2.000 unit Yamaha NMax Turbo ludes dalam 24 jam di toko online, serta Indonesia dorong penggunaan bahan bakar bioetanol juga menarik perhatian banyak pembaca.
Selengkapnya rangkuman berita populer kumparanOTO.

Rahasia Suspensi Yamaha NMax Baru Dibikin Lebih Lembut

Setelah mencoba Yamaha NMax terbaru saya merasakan satu hal yang berubah, yakni bantingan suspensi yang lebih lembut, khususnya belakang. Ini saya rasakan sangat berbeda dengan model serupa namun generasi pertama lansiran 2016 yang punya suspensi belakang cenderung keras.
Bukan tanpa alasan, ternyata ada faktor yang membuat rasa berkendara di skutik baru ini lebih nyaman. Ya, bagian shockbreaker belakangnya yang dapat ubahan pada semua varian NMax lansiran 2024 ini.

Dijual Online, 2.000 Unit Yamaha NMax Turbo Ludes dalam 24 Jam

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mengungkapkan Yamaha NMax Turbo mendapatkan respons positif dari konsumen.
ADVERTISEMENT
Asst. general Manager Marketing Public Relations PT YIMM Antonius Widiantoro mengungkapkan antusias tersebut terlihat saat Yamaha bekerja sama dengan Blibli sebagai eksklusif partner untuk order online.

Tekan Emisi Karbon, Indonesia Dorong Penggunaan Bahan Bakar Bioetanol

“Perlu multipath-ways termasuk biofuel, bioetanol, bio-aftur dan free-bio-fuel yang lain, termasuk hidrogen,” Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi.
Itulah sepotong pernyataan Eniya di helatan The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta pada 27 Juni kemarin. Menurutnya, negara perlu mendorong penggunaan bahan bakar terbarukan untuk mengurangi emisi kendaraan.