Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Mobil keluaran terbaru umumnya punya fitur keselamatan rem ABS (Anti-lock Braking System) yang lengkap dengan EBD atau Electronic Brake-force Distribution.
ADVERTISEMENT
Bila ABS sudah cukup terkenal karena fungsinya mencegah ban selip, lalu apakah EBD itu?
Menjawab hal ini, Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi menjelaskan, EBD merupakan teknologi pengontrol tekanan pengereman yang bekerja dengan sistem ABS.
"EBD ini mengatur distribusi tekanan rem di setiap roda sesuai dengan kebutuhannya. Karena dalam beberapa kondisi, setiap roda memiliki kebutuhan yang berbeda-beda ketika mengerem," papar Didi kepada kumparan, Rabu (3/4).
Namun tambah Didi, ABS dan EBD bukanlah satu kesatuan sistem. Ada mobil yang hanya dilengkapi ABS tanpa EBD, ada pula yang sudah sepaket dengan BA atau Brake Assist .
Karena cara kerjanya menganut sistem yang sama dengan ABS, maka komponennya pun serupa, meliputi sensor kecepatan pada setiap roda, electronic control unit (ECU), ditambah brake force modulator.
ADVERTISEMENT
Saat sensor kecepatan mendeteksi adanya kemungkinan ban selip, sensor akan mengirimkan sinyal ke ECU. Setelahnya, ECU akan menentukan besaran tekanan rem dan menugaskan brake force modulator untuk membagikan (tekanan rem) sesuai porsi masing-masing ban.
"EBD bekerja dengan melihat beban yang dipikul oleh masing-masing roda. Saat mobil hanya diisi 2 penumpang, distribusi pengereman lebih besar di depan karena merupakan bagian paling banyak menopang beban," tambahnya.
Memang untuk yang satu ini gejalanya tidak begitu terasa seperti rem ABS. Didi bilang dengan adanya EBD, maka jarak pengereman jadi bisa berkurang atau dengan kata lain lebih pendek ketimbang mobil yang tidak memiliki EBD .
"Misalnya ada Kijang Innova yang diisi 7 orang penumpang. Roda belakang mendapatkan tambahan daya pengereman agar kemampuan berhenti bisa lebih baik. Ini juga mereduksi potensi mobil sulit dikendalikan akibat seluruh bobot mobil pindah ke depan," kata Didi.
Selain soal jarak pengereman yang lebih pendek, pengemudi juga dapat mengontrol mobil saat terjadi pengereman mendadak yang umumnya bisa hilang kendali akibat barang bawaan, kondisi permukaan jalan, sampai deselerasi ketika melakukan pengereman.
ADVERTISEMENT
"Di mobil kekinian teknologi di atas menciptakan sinergi yang membuat lebih mudah dalam mengendalikan laju kendaraan sehingga mereduksi potensi kecelakaan," tutup Didi.