Cara Kerja Rem Parkir Elektronik yang Mungkin Kamu Belum Tahu

24 September 2018 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Electric Parking Brake Sokon Glory 580 (Foto: dok. Citra Pulandi/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Electric Parking Brake Sokon Glory 580 (Foto: dok. Citra Pulandi/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Teknologi rem parkir elektrik alias electronic parking brake (EPB) cukup umum ditemukan pada mayoritas mobil-mobil baru yang beredar saat ini. Memanfaatkan sistem kelistrikan dalam mobil, teknologi ini membuat pengereman lebih aman dalam artian tidak langsung mengunci ban belakang --yang malah sering dimanfaatkan untuk atraksi.
ADVERTISEMENT
Ya, Mobil dengan rem parkir tradisional alias masih menggunakan tuas memungkinkan menikung ala drifting. Ini karena ban belakang langsung mengunci (tidak berputar) saat tuas rem ditarik sehingga ketika setir dibelokkan, berat bagian belakang kendaraan akan terdorong ke depan, membuat mobil menggelincir.
Beda halnya pada mobil yang sudah menerapkan EPB, kendaraan akan tetap stabil meski setir kemudi dibelokkan tajam.
Sebuah percobaan yang dilakukan Top Gear baru-baru ini menunjukkan, pengereman dengan EPB tidak mampu membuat kendaraan tergelincir. Termasuk ketika diaktifkan saat mobil melaju dengan kecepatan mencapai 193 km/jam, mobil tidak langsung berhenti seketika.
Dalam sebuah video singkat tersebut, Volkswagen Golf R yang saat itu dikendarai Chris Harris perlahan namun pasti langsung melambat dengan halus hingga akhirnya berhenti. Ini berarti ban tidak mengunci seperti halnya saat mengaplikasikan rem tangan pada kecepatan tinggi.
ADVERTISEMENT
Kenapa seperti itu? Seperti mengutip Carwow, hal ini terjadi karena mekanisme rem parkir manual dengan versi elektronik sangat berbeda.
Rem parkir dengan tuas memanfaatkan tegangan kabel untuk membuat bantalan atau sepatu rem menekan cakram atau tromol. Saat tuas tidak diaktifkan, kabel akan merenggang dan tidak terjadi pengereman, namun ketika tuas ditarik, kabel langsung menegang membuatnya terjadi pengereman (sepatu rem langsung menekan cakram atau tromol), dan hal inilah yang membuat ban belakang terkunci dalam kondisi kecepatan tinggi sekalipun.
Rem Tangan (Foto: dok. Haynes Manuals )
zoom-in-whitePerbesar
Rem Tangan (Foto: dok. Haynes Manuals )
Hal ini berbeda dengan rem elektrik. Sistem EPB menggantikan mekanisme yang memanfaatkan kabel tersebut lewat sebuah motor yang masing-masing ditempatkan pada kaliper rem. Ketika tombol EPB dioperasikan, sistem akan mengirmkan sinyal ke Electronic Brake Module(EBM) yang terhubung dengan ECU untuk kemudian memberikan perintah pada motor untuk menekan sepatu rem ke cakram atau tromol sehingga terjadilah pengereman.
ADVERTISEMENT
Saat proses itu terjadi akan terdengar desingan motor yang mengindikasikan rem tersebut telah bekerja.
Ilustrasi Electronic Parking Brake (Foto: dok. Carwow)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Electronic Parking Brake (Foto: dok. Carwow)
Seperti percobaan yang telah disebutkan di awal, ban belakang tidak langsung mengunci pada kecepatan tinggi. Ini karena ECU mendeteksi perputaran roda, pada saat yang bersamaan ECU akan mengirimkan sinyal ke EBM untuk mengaplikasikan kekuatan yang cukup pada motor guna memperlambat laju roda.
Jadi gambaran sederhananya seperti Anti-lock Braking System (ABS) yang mencegah sistem ban terkunci. Oleh karenanya tidak jarang pabrikan mobil yang sudah menerapkan EPB pada produknya menyebut sistem pengereman ini sebagai salah satu fitur keselamatan.