Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Akibatnya tentu mobil melaju tanpa kendali, sehingga berpotensi mencelakakan pengemudi maupun penumpang, serta pengguna jalan lain.
Masalah rem blong, umumnya karena ada angin palsu pada selang rem. Sehingga, tekanan cairan terganggu, kemudian berujung pada mekanisme penjepitan kampas ke cakram yang kurang maksimal.
Namun kata Head Product Improvement Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi, ada jurus jitu buat mendeteksi gejala rem blong, caranya dengan rajin melihat volume reservoir cairan rem.
"Cairan rem sifatnya mengikat air, jadi lama-lama akan berkurang kemampuan menyalurkan tenaganya. Cairan berkurang dari tanda bawah berakibat masuknya udara yang menyebabkan rem kosong ketika diinjak," papar Bambang saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Apabila mendapati volume cairan rem berkurang, maka rekomendasinya tutur Bambang, tambahkan dengan cairan dari merek yang sama sampai batas yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
"Langsung tambah, namun mestinya tidak akan berkurang sejauh itu kalau tidak ada kebocoran," tambahnya.
Setelah itu guna membasmi angin yang masih terperangkap, sambil ditambahkan cairannya, injak-lepas-injak-lepas pedal rem. Atau istilah teknisnya rem dikocok dulu biar anginnya hilang.
Meski demikian, angin palsu tadi bukan satu-satunya penyebab rem blong. Papar Bambang, bisa jadi ada kerusakan pada sistem pengereman, contohnya ada kebocoran di seal, hose, maupun master rem.
Maka dari itu jelas Bambang, jangan lupakan untuk mengecek secara berkala reservoir cairan rem dan bagian kolong, apakah ada pengurangan volume atau rembesan. Sebetulnya sudah ada indikatornya, tandanya sama dengan simbol rem tangan.
Kalau tetap menyala meski handbrake non-aktif, menandakan ada masalah pada fungsi pengereman. Kemudian tak kalah penting, jangan abaikan perawatan berkala sistem pengereman.
ADVERTISEMENT
"Ganti cairan rem secara berkala setiap 40 ribu km atau dua tahun sekali," tuntas Bambang.