Catat, 3 Kunci Berkendara Aman dalam Kondisi Puasa

7 Mei 2019 6:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posisi tangan 9-3 pada setir kemudi yang dianjurkan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Posisi tangan 9-3 pada setir kemudi yang dianjurkan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Memasuki bulan Ramadhan, para pengendara khususnya pemotor tentu mendapat tantangan lebih. Apalagi bagi mereka yang aktivitasnya berada di jam-jam sibuk.
ADVERTISEMENT
Instruktur dan Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjabarkan 3 kiat agar berkendara nyaman dan aman dalam kondisi puasa.
Penentuan waktu perjalanan penting untuk menghindari pengemudi kelelahan atau terpancing emosi akibat kemacetan.
Ilustrasi Kemacetan Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Jika memang tidak ingin melanjutkan tidur pasca salat subuh, tidak ada salahnya untuk memilih berangkat aktivitas lebih pagi guna menghindari kepadatan lalu lintas
Jusri menghimbau agar menghindari jam-jam sibuk mendekati waktu berbuka puasa yang dinilai akan cenderung lebih ramai karena banyaknya aktivitas warga dalam mencari takjil atau menu berbuka.
Hindari juga memaksakan untuk berbuka puasa di rumah bila memang waktu dan kondisi lalu-lintas sudah tidak memungkinkan. Dengan memaksakan tersebut justru dapat menimbulkan emosi yang tak jarang berakibat pada kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Jika memang tidak bisa mengubah waktu perjalanan, Jusri menyarankan agar pengemudi menggunakan rute bepergian yang bervariasi setiap harinya.
"Jika memang sifatnya bepergian yang rutin seperti kerja, sebaiknya gunakan rute yang bervariasi. Hal itu diperlukan untuk menghindari situasi kejenuhan, jika mengalami situasi kejenuhan tak jarang dapat berakibat pada berkurangnya kewaspadaan," jelas Jusri.
Menggunakan rute yang bervariasi juga dapat membantu pengemudi dalam mengetahui rute mana saja yang lebih ramai khususnya saat sore hari. Sore hari di bulan Ramadhan memang sangat identik dengan keramaian pedagang-pedagang takjil serta masyarakat yang sedang mencari menu berbuka puasa di pinggir jalan.
Tidak ada salahnya memilih rute yang lebih memutar jauh namun dengan intensitas keramaian yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi mengantuk saat berkendara. Foto: Thinkstock
Dengan kondisi badan yang kurang cairan, tak jarang juga dapat mudah menimbulkan kelelahan hingga mudah mengantuk saat mengemudi. Jika sudah menemui gejala-gejala seperti itu, sebaiknya berhenti lah sejenak untuk beristirahat.
"Kalau saat berkendara, kita sudah menemui tanda-tanda kelelahan atau mengantuk, sebaiknya berhenti cari Masjid. Mungkin bisa berwudhu dan salat agar kembali segar. Jadi bisa terhindar dari kecelakaan dan bisa dapat pahala karena beribadah," ucap Jusri.
Dengan memperhatikan beberapa aspek di atas, diharapkan akan dapat meminimalisir potensi kelelahan dan kecelakaan lalu lintas. Jadikan juga kegiatan berkendara di bulan Ramadhan sebagai bagian dari latihan diri untuk meningkatkan kesabaran dan kesadaran tertib berlalu lintas.