Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Cuaca panas ekstrem diperkirakan akan terus terjadi di wilayah Ibukota DKI Jakarta dalam seminggu terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan dari Kepala SUB Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra kepada kumparan, panas ekstrem yang terjadi di Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tengga disebabkan karena radiasi dari Matahari yang sedang cukup tinggi dan ditambah dengan jumlah awan yang sedang minimal.
Panasnya suhu di siang hari tersebut, bahkan tidak jarang bisa mencapai lebih dari 38 derajat celsius. Saking panasnya, tentu berpotensi membuat suhu temperatur mesin mobil menjadi lebih tinggi (overheat), terutama saat terjebak di kemacetan.
Masalah overheat, sebenarnya tidak akan terjadi apabila sistem pendinginan mesin mobil tersebut dalam kondisi normal. Sayangnya, tidak jarang beberapa pemilik mobil kurang rajin memperhatikan dan melakukan pengecekan rutin pada sistem pendinginan mesin mobilnya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya kalau sistem pendinginannya normal, bekerja sesuai sebagaimana mestinya, dia tidak akan overheat. Idealnya temperatur mesin itu antara 78 sampai 105 derajat celsius,” jelas Tecnical Service Dealer PT Astra Daihatsu Motor, Bambang Supriyadi kepada kumparan, Rabu (23/10).
Supriyadi memaparkan, untuk memastikan sistem pendinginan mesin bekerja normal dan mencegah terjadinya overheat, pemilik mobil cukup melakukan pengecekan rutin pada 4 komponen berikut:
Hal pertama yang harus diperiksa dan dipastikan kondisinya dalam keadaan baik adalah radiator. Radiator memiliki peran mendinginkan suhu panas pada mesin mobil.
Selalu pastikan radiator bekerja dengan baik dan tidak ada kebocoran air, baik itu dari sambungan pipa maupun komponen radiator itu sendiri.
ADVERTISEMENT
“Yang utama pastikan dahulu tidak ada kebocoran air, baik dari sambungan hose atau pipa maupun komponennya sendiri,” ujar Supriyadi.
Selanjutnya yang harus diperiksa ialah kipas radiator. Kerja radiator tentu saja tidak akan berguna apabila kipas radiator tidak dapat bekerja maksimal dan sesuai standar.
Pastikan kipas radiator mobil dapat berputar secara kencang saat suhu mesin sudah mulai meninggi. Apabila putaran kipas lemah, tentu harus segera diperiksa apakah ada kerusakan pada komponen kipas tersebut atau tidak.
“Kedua itu radiator fan ya, pastikan dia dalam kondisi prima dan putaran kipasnya bekerja sesuai standar,” papar Supriyadi.
Selanjutnya, tentu saja air radiator itu sendiri. Pastikan air radiator pada tabung cadangan atau reservoir dalam posisi tidak di bawah batas minimal dan tidak melebihi batas maksimal.
ADVERTISEMENT
Supriyadi menambahkan, dalam kondisi normal idealnya air radiator tidak akan berkurang secara signifikan dalam waktu singkat.
Apabila air radiator pada reservoir sering berkurang cukup banyak, maka patut diduga ada terjadi kebocoran komponen selang radiator.
“Jadi misal belum 10 ribu kilometer, tapi air radiator di reservoir sudah di batas minimal dari yang sebelumnya di batas maksimal, nah itu bisa jadi ada kebocoran,” jelas Supriyadi.
Hal terakhir yang terkadang sering diabaikan oleh pengguna mobil adalah kerapatan tutup radiator. Apabila tutup radiator tidak dapat menutup sempurna, maka dapat membuat air yang ada pada radiator akan luber saat mendapatkan tekanan tinggi.
“Saat suhu mesin meningkat, air di radiator kan akan bekerja dan mendapatkan tekanan tinggi. Jika tutup tersebut tidak mampu menutup sempurna, tentu akan membuat air yang tertekan itu akan keluar dan luber, dan membuat radiator tidak dapat bekerja normal,” beber Supriyadi.
ADVERTISEMENT
Dengan memperhatikan keempat komponen tersebut, tentu saja akan meminimalisir potensi terjadinya mesin mobil overheat. Oleh karena itu, Supriyadi mengimbau agar pemilik mobil rajin melakukan pengecekan dan perawatan rutin secara berkala di bengkel resmi.