Daftar Pabrikan Otomotif yang Berhenti Beroperasi di Rusia

3 Maret 2022 15:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Toyota. Foto: Wall Street Journal
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Toyota. Foto: Wall Street Journal
ADVERTISEMENT
Konflik antara Rusia dengan Ukraina yang kian memanas berdampak pada beberapa sektor industri di seluruh dunia, termasuk otomotif.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Reuters, akibat invasi Rusia ke Ukraina, beberapa pabrikan otomotif, baik itu mobil maupun truk di seluruh dunia menghentikan aktivitas mereka.
Mulai dari pabrikan asal Amerika Serikat, Eropa, Jepang, hingga Korea Selatan harus menghentikan aktivitas mereka di Rusia. Berikut ini kumparanOTO sajikan pabrikan-pabrikan tersebut.

BMW

Pabrik Perakitan BMW Foto: Alfons Hartanto/kumparan
BMW Group belum lama ini mengeluarkan pernyataan menghentikan seluruh aktivitas ekspor di Rusia. Aktivitas produksinya juga harus terhenti lantaran pasokan yang sangat terbatas.
“Akibat situasi geopolitik saat ini, kami menghentikan aktivitas produksi kami di Rusia dan ekspor ke pasar Rusia,” kata BMW mengutip Reuters.

Ford

Selanjutnya, Ford juga menghentikan seluruh aktivitas produksinya di Rusia bersama mitra usahanya, Sollers sampai pemberitahuan selanjutnya.
Logo Ford. Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Penghentian aktivitas produksi ini untuk memastikan keselamatan para pekerja pabriknya. Tak hanya itu saja, Ford juga menggalang dana sebesar USD 100.000 untuk membantu warga Ukraina.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Ford tidak memiliki aktivitas produksi, penjualan maupun ekspor di Ukraina.

General Motors

Pabrikan asal Amerika Serikat, General Motors (GM) menangguhkan ekspor kendaraannya ke Rusia. Perusahaan yang terletak di Detroit itu hanya menjual 3.000 unit per tahunnya di Rusia.
Pabrik General Motors Foto: dok. Thennewswheel
Kendati demikian, penangguhan ekspor kendaraan ke Rusia ini sebagai salah satu sanksi yang diberikan Rusia atas invasi kepada Ukraina beberapa waktu lalu.
“Pada saat ini kami berdiri bersama warga Ukraina, keprihatinan kami saat ini berfokus pada keselamatan warga di Kawasan tersebut,” jelas salah satu juru bicara GM.

Honda

Melihat konflik yang tak kunjung mencapai titik terang, pabrikan berlogo 'H tegak' juga menghentikan aktivitas ekspor mereka ke Rusia.
Mengutip Reuters, kesulitan untuk ekspor dan pembayaran yang menunggak membuat Honda menghentikan ekspor mobil dan motornya ke Rusia.
ADVERTISEMENT

Hyundai

Logo Hyundai pada Ioniq 5 Foto: dok. Muhammad Haldin Fadhila/kumparan
Mengutip Interfax, pabrikan asal Korea Selatan, Hyundai juga harus menghentikan aktivitas produksi di pabriknya yang terletak di St. Petersburg mulai dari 1 sampai 5 Maret 2022.
Adapun, penghentian aktivitas produksi ini disebabkan pasokan yang terhambat untuk pusat perakitan tersebut.

Jaguar Land Rover

Kemudian, pabrikan otomotif asal Inggris, Jaguar Land Rover juga menghentikan aktivitas ekspornya ke pasar Rusia.
“Permasalahan saat ini memberi kami tantangan perdagangan, sehingga kami menghentikan ekspor ke pasar Rusia dan terus memantau situasi saat ini,” kata Jaguar Land Rover mengutip Carscoops.

Mazda

Logo Mazda Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kemudian Mazda juga menghentikan pengiriman pasokan komponen ke pabriknya yang terletak di Vladivostok.
Penjualan Mazda di Rusia cukup bagus dengan mencatatkan penjualan mobil sebanyak 30.000 unit sepanjang tahun 2021.
ADVERTISEMENT

Mercedes-Benz Group

Mercedes-Benz sekaligus Daimler Truck turut menghentikan aktivitas bisnisnya di Rusia. Ini termasuk kerja sama dengan pabrikan terbesar di Rusia, Kamaz.
Menurut juru bicara Mercedes-Benz, aktivitas bisnis akan dievaluasi ulang ketika konflik sudah menemukan titik terang.

Mitsubishi Motors

Logo Mitsubishi di IIMS Hybrid 2021. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Tak ingin ketinggalan, pabrikan asal Jepang, Mitsubishi Motors juga menghentikan aktivitas penjualan dan produksinya di Rusia akibat sanksi-sanksi yang diberikan pada negara tersebut.
Mengutip dari Reuters, Mitsubishi memiliki 141 diler di Rusia. Berhentinya aktivitas tersebut juga untuk mencegah potensi terganggunya rantai pasokan.

Toyota

Pabrikan raksasa asal Jepang, Toyota menghentikan seluruh aktivitas produksi di pabriknya yang terletak di St. Petersburg serta aktivitas impor karena gangguan pasokan hingga waktu yang ditentukan.
Pabrik Toyota di Jepang Foto: TOSHIFUMI KITAMURA / AFP
"Toyota akan terus memantau perkembangan di Ukraina dan berharap keselamatan para warga Ukraina serta kembalinya perdamaian secepat mungkin," kata Toyota pada keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Di Rusia, Toyota menjadi merek asal Jepang teratas yang memproduksi sebanyak 80.000 unit mobil per tahunnya.

Volvo

Volvo, pabrikan asal Swedia menjadi pabrikan otomotif pertama yang menghentikan aktivitas ekspornya ke Rusia setelah pemberian sanksi atas invasinya ke Ukraina.
Volvo V60 Foto: Dok. Volvo
“Volvo Cars menghentikan pengiriman mobil ke pasar Rusia hingga pemberitahuan selanjutnya,” ucap salah satu juru bicara Volvo.
Berdasarkan juru bicara Volvo, pabrikan asal Swedia itu menjual 9.000 unit ke pasar Rusia pada tahun 2021 yang dikirimkan dari beberapa pabriknya di Swedia, China, dan Amerika Serikat.
Tak hanya itu saja, pabrikan truknya, AB Volvo juga menghentikan seluruh produksi dan penjualan truk di Rusia. AB Volvo berkontribusi 3 persen dari penjualan truk di Rusia.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah memiliki kejelasan pada sanksi dan situasi pada daerah tersebut, ini artinya seluruh aktivitas di Rusia dihentikan,” ucap juru bicara AB Volvo.

Volkswagen

Seorang pekerja mengenakan masker saat bekerja di lini produksi untuk model Volkswagen ID.3 listrik di Zwickau, Jerman. Foto: Hendrik Schmidt/Pool via REUTERS
Pabrikan asal Jerman lainnya, Volkswagen juga menghentikan aktivitas pengiriman mobil ke diler hingga sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat ke Rusia dilepas.
“Pengiriman akan dilanjutkan ketika sanksi sudah diangkat oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat,” ucap juru bicara Volkswagen, mengutip Reuters.
Sebelumnya, Volkswagen sendiri sempat mengalami kesulitan produksi dan terpaksa harus menghentikan lantaran mengalami keterlambatan pasokan dari Ukraina.