Dampak Sering Ganti Jenis Oli pada Sepeda Motor

10 Februari 2020 15:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ganti oli motor. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ganti oli motor. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Oli mesin setidaknya ada dua jenis, sintetik dan mineral. Meski sama-sama diolah dari minyak bumi, keduanya punya karakter dan peruntukkan yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Training and Technical Engineer PT Perkasa Teknologi Indolube (PTI) distributor oli Motul Indonesia, Rialdy Fasha mengingatkan, pemilik kendaran harus paham oli mana yang pas buat kendaraannya.
Motul Indonesia luncurkan produk baru, GP Power dan GP Matic. Foto: Bangkit Jaya Putra
Lalu hindari juga kebiasaan mengganti-ganti jenis oli dari sintetik ke mineral, atau sebaliknya pada kendaraan, karena efek terparahnya bisa memperpendek usia mesin.
"Bila terlalu sering pasti berpengaruh, mesin bisa alami kerusakan. Lebih baik ketika sudah menggunakan satu jenis oli, tetap gunakan itu saja," kata Riadly kepada kumparan di International Circuit Sentul, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Ilustrasi bahan pembuatan oli mesin Foto: Istimewa
Jadi begini, kandungan aditif pada jenis oli punya perbedaan. Iya, aditif tersebut yang menentukan rekomendasi penggantian. Misalkan pada oli sintetik mampu menempuh jarak hingga 3.500 km, sedangkan oli mineral hanya 2.000 km. Jadi ada potensi terjadi kerusakan ketika pemilik menyamaratakan jadwal penggantiannya.
ADVERTISEMENT
"Biasanya mesin akan cepat overheating (panas), karena oli yang baru mengandung bahan yang tercampur sama oli lama, ini munculin reaksi kimia. Bisa juga timbul lumpur (endapan), performa mesin pasti menurun," tambahnya.
Pilih yang mana?
ilustrasi oli mesin palsu Foto: Istimewa
Menyoal ini, Rialdy mengembalikan pada konsumen dan kebutuhan kendaraan. Namun, jika sepeda motor keluaran baru ia menyarankan lebih baik menggunakan jenis oli sintetik.
"Tapi sudah banyak juga pengguna motor lawas yang menggunakan oli full sintetik. Karena mereka paham perlindungan-nya jauh lebih baik," paparnya,
Ilustrasi oli. Foto: Shutter Stock
Meski begitu, bukan berarti oli mineral tak layak digunakan. Rialdy menyebutkan oli jenis ini lebih kebal menahan hawa panas.
"Oli mineral itu base oilnya (molekul) sudah bagus namun masih berantakan. Tapi saya akui memang oli sintetik mudah menguap dibandingkan mineral. Dari segi perlindungan pasti oli sintetik lebih baik," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara menyinggung banderolnya, oli sintetik punya selisih harga lebih mahal dibanding oli mineral.