Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikatakan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr Dikky Prawiratama, jamur tersebut bisa menyebabkan infeksi pada kulit kepala dan batang rambut.
"Kemungkinan penyakitnya adalah jamur kulit kepala atau tinea capitis," ujarnya saat dihubungi kumparan, Selasa (31/12).
"Penyakit ini bisa muncul karena penggunaan helm yang lembab, sehingga jamur bisa tumbuh di bagian dalam helm," lanjutnya.
Gejala yang dirasakan apabila dibiarkan adalah kulit kepala menjadi bersisik, rambut rontok, kemudian pitak semakin melebar yang dampaknya bisa semakin luas pada kebotakan.
Pada kasus yang lebih parah, daerah yang bersisik tadi juga dapat menyebabkan kerion atau koreng, sehingga apabila dibiarkan terus menerus bisa merusak jaringan kulit kepala.
Tambahnya lagi, penyakit yang satu ini termasuk mudah ditularkan, apalagi bila jamur sudah mendekam lama di busa helm . Apabila sudah merasakan gejala ringan yang dijelaskan di awal, kata dokter Dikky, segera konsultasikan ke ahlinya.
ADVERTISEMENT
"Harus segera ke dokter spesialis kulit, jangan asal beli obat dari apotek, salah-salah penanganannya malah bisa lebih parah," sambungnya.
Adapun sebagai tindak pencegahan, dokter Dikky selalu mengingatkan untuk menjaga kebersihan bagian dalam helm. Paling mudah adalah jangan biarkan interior helm dalam keadaan lembab.
Tak lupa, jaga kesehatan rambut menggunakan sampo yang cocok dengan kulit kepala.
Terakhir apabila berpergian, usahakan gunakan helm sendiri atau pakai lapisan plastik supaya rambut tidak terkena langsung dengan inner padding helm.