Ini Model Bisnis Baru Aliansi Renault Nissan Mitsubishi, Diklaim Paling Unik

3 Juni 2020 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Mitsubishi di Jepang. Foto: dok. Asia Nikkei
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Mitsubishi di Jepang. Foto: dok. Asia Nikkei
ADVERTISEMENT
Aliansi Renault Nissan Mitsubishi mengumumkan model bisnis barunya secara global. Skema bisnisnya disebut leader-follower atau pemimpin-pengikut.
ADVERTISEMENT
Strategi baru ini dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing dalam soal produk dan teknologi masing-masing brand.
Aliansi Renault Nissan Mitsubishi Foto: dok. asia.nikkei
Pemimpin-pengikut yang dimaksudkan menyesuaikan kekuatan dari masing-masing merek aliansi di area atau letak geografis tertentu.
Sederhananya begini, jika satu merek lebih unggul dan memiliki kelebihan di suatu wilayah, oleh aliansi didapuk sebagai pemimpin pengembangan dan produksi mobil di sana, sementara dua merek lainnya otomatis menjadi pengikut.
Dengan kata lain tidak ada merek yang superior di dalam aliansi. Sebab ketiganya bisa menjadi pemimpin sekaligus pengikut tergantung wilayahnya.
Ilustrasi Nissan Foto: dok. Japan Times
Aliansi menilai cara ini sekaligus dapat meningkatkan laba yang berkelanjutan.
"Ini merupakan kemitraan strategis dan operasional yang unik di dunia otomotif, yang memberi kami keunggulan yang kuat dalam tren otomotif global yang terus berubah," sebut Ketua Dewan Operasi Aliansi, Jean Dominique Senard, dalam keterangan resmi.
ADVERTISEMENT
Dalam ketentuannya, Nissan menjadi referensi (pemimpin) untuk wilayah China, Amerika Utara, dan Jepang. Sementara Renault di Eropa, Russia, Amerika Selatan dan Afrika Utara.
Aliansi Renault Nissan Mitsubishi Foto: dok. globalfleet
Sedangkan khusus Mitsubishi, fokus menjadi rujukan bagi pengikutnya di Asia Tenggara dan Oseania. Ya mudah memahaminya seperti yang dilakukan Mitsubishi dan Nissan untuk Xpander serta Livina di Indonesia sekarang ini.
Dengan begitu pengembangan produk terbaru antar merek dalam aliansi jadi lebih gamblang. Model yang merupakan keluaran merek pemimpin, menjadi acuan pengembangan produk merek pengikut. Bisa serupa segmennya, atau merupakan model turunan dari segmen itu sendiri.
Misalnya SUV segmen C bakal dipimpin Nissan, dan SUV segmen B akan dipegang Renault di Eropa. Sementara model kei car di Jepang, pengembangannya dipimpin Mitsubishi.
Renault Koleos 2019 Foto: dok. Renault
Pengembangan teknologi juga tak luput dari model bisnis ini. Malah skema pemimpin pengikut bakal menjadikan satu merek sebagai spesialis membuat teknologi tertentu.
ADVERTISEMENT
Artinya rencana memangkas biaya riset bisa direalisasikan dari sini. Termasuk efisiensi pengembangan produk baru.
Mitsubishi eK X yang disediakan dalam dua pilihan varian eksterior: kombinasi dua warna atau monoton Foto: dok. Carscoops
Jadi, nantinya Nissan khusus menggarap teknologi swakemudi dan e-Power, Renault fokus membuat teknologi interkoneksi dan sistem inti pada mobil, sedangkan Mitsubishi mengembangkan sistem plug-in hybrid.
Maka jangan heran manakala di masa depan ada mobil plug-in hybrid Mitsubishi, yang sistem swakemudinya besutan Nissan dengan Intelligent Mobility-nya, dan fitur sistem komputerisasinya buatan Renault.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.