Istana-Cikeas Memanas Lagi karena Mobil

22 Maret 2017 12:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Jokowi minum teh bersama SBY. (Foto: Biro pers istana)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi minum teh bersama SBY. (Foto: Biro pers istana)
Veranda talk mencairkan hubungan presiden ke-6 SBY dan Presiden Jokowi. Sambil ngeteh bareng dan mencicipi cemilan di Istana Merdeka, SBY dan Jokowi menebar senyum. Ketegangan politik yang memanas saat Pilgub DKI pun selesai.
ADVERTISEMENT
Tapi rupanya romantisme masa veranda talk itu tidak bertahan lama. Kasus mobil kepresidenan memanaskan lagi hubungan Istana dan Cikeas.
Sebenarnya Istana tidak pernah menyalahkan mobil kepresidenan yang dipakai SBY. Hanya disebutkan SBY masih butuh mobil itu.
Kepala Sekretariat Presiden Darmansjah Djumala menyebut SBY meminjam mobil Kepresidenan sejak Jokowi dilantik secara resmi menjadi Presiden pada Oktober 2014. Mobil tersebut adalah Mercedez Bens S600.
Mobil kepresidenan mogok (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil kepresidenan mogok (Foto: Istimewa)
"Ya jadi itu statusnya mobil beliau (SBY) dipinjamkan. Beliau minjam. Dipinjam seusai pelantikan Pak Jokowi jadi Presiden. Beliau masih butuh itu (mobil)," kata Djumala ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (21/3).
Djumala memastikan bahwa saat ini SBY sudah menyampaikan rencana untuk mengembalikan mobil tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tapi saat ini sudah ada rencana untuk dikembalikan mobil itu. Stafnya Pak SBY sudah berkomunikasi soal pengembalian," lanjut dia.
Tapi apa yang disampaikan Djumala ini ditanggapi dengan reaksi lain. Publik di media sosial juga riuh. Yah namanya media sosial, orang kadang suka seenaknya mengkritik atau nyinyir.
Jokowi dan SBY di istana. (Foto: Biro pers istana)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan SBY di istana. (Foto: Biro pers istana)
SBY kemudian memberikan penjelasan dalam bentuk SMS yang dikirimkan ke beberapa orang antara lain Djoko Suyanto dan Sudi Silalahi.
SMS itu juga beredar di kalangan wartawan. SBY dalam penjelasannya mengacu ke UU soal penggunaan mobil negara. Berdasarkan UU nomor 7 tahun 1978 pasal 8 disebutkan bahwa bekas (mantan) presiden dan wakil presiden disediakan sebuah kendaraan milik negara beserta pengemudinya. Maka SBY yang pernah menjabat sebagai presiden RI selama dua periode berhak mendapat fasilitas tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dasar hukumnya sangat jelas. Karenanya, ketika setelah 20 Oktober 2014 dulu, mobil yang telah 7 tahun saya gunakan itu diantar dan diserahkan ke rumah saya, saya nilai tidak salah," ujar SBY.
Hidangan saat SBY berkunjung ke Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hidangan saat SBY berkunjung ke Istana. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Setelah SBY berbicara, menyusul kemudian Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Dalam penjelasannya yang dibagikan, Hinca mengkritik Istana soal urusan mobil itu.
"Dr Darmansjah Djumala, SE, MA (Kepala Sekretariat Presiden) yang memberikan statement bahwa SBY meminjam mobil negara itu keliru dan membuat pilu," tulis Hinca dalam akun twitternya, Rabu (22/3).
"Pemakaian kata dalam memberi statement perlu diperhatikan lebih baik lagi oleh pihak Istana untuk ke depannya. Penting dalam komunikasi publik," ujarnya.
Kritik pedas politisi Demokrat ini memang tidak langsung ke Istana tetapi ke Kepala Sekretariat Presiden. Tapi sekali lagi, manisnya veranda talk seperti tak berbekas karena urusan mobil ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin perlu lagi digelar veranda talk jilid dua, termasuk membicarakan urusan mobil.