OTOHITZ, TEST DRIVE, COVER, Isuzu Panther

Isuzu Panther di 2020, Masih Realistis?

9 Januari 2020 13:36 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Nama Isuzu Panther sejatinya memang bukanlah mobil yang baru meluncur. Mobil ini sudah ada sejak 1991 dengan desain awal yang mengotak.
Setelah 9 tahun mempertahankan desain kotaknya, Isuzu akhirnya meluncurkan Panther dengan desain baru yang lebih membulat dan modern pada tahun 2000.
Dan kini, setelah 19 tahun, mobil itu masih masih bertahan dan bisa didapatkan bagi Anda yang berminat.
Tentu saja, teknologi dan fitur yang ditawarkan sudah sangat ketinggalan. Kendati demikian, banderol anyarnya pun tak bisa disebut murah dan dibanderol mulai Rp 282,6 juta hingga Rp 337,3 juta.
Selama 5 hari saya mencoba Isuzu Panther lansiran tahun 2015. Apakah masih layak untuk dipinang?
Posisi mengemudi
Saat pertama duduk di mobil ini rasanya empuk dan nyaman. Bentuk joknya yang tebal menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk pengaturan jok pengemudinya, dapat diatur tinggi rendah dan merebah diatur secara manual. Jangan harap ada pengaturan setir teleskopik dan tilt di sini.
Posisi mengemudi Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Kendati demikian, posisi mengemudi di mobil ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Secara visibilitas, pengemudi dapat melihat dengan jelas ke arah depan, samping, dan belakang.
Setir terlalu ringan dan kosong
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Saat pertama kali menyalakan mobil ini, tentu hal pertama yang dirasakan ialah getaran mesin dieselnya yang sangat khas.
Tanpa perlu berlama-lama, Panther bertransmisi manual tersebut pun langsung saya gunakan mengitari jalanan ibukota. Setelah beberapa saat menyetir mobil ini, saya merasa tidak ada yang berubah dari rasa berkendara mobil ini selama hampir 20 tahun tersebut.
Seperti pada bagian setirnya yang masih terlalu ringan dan terdapat ‘kosong’ di bagian tengahnya. Sehingga berdampak pada pengendaliannya yang jadi sangat liar saat saat kecepatan tinggi.
Selain pada setirnya, persneling dari Panther ini juga terasa terlalu longgar sama seperti pendahulunya. Bahkan, bagi Anda yang mungkin baru pertama kali menyetir mobil ini, dapat berpotensi salah masuk gigi.
Transmisi manual di Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Untuk pengendaliannya, saat melaju di jalan tol dengan kecepatan di atas 80 km/jam, mobil bahkan dapat berpindah jalur dengan sendirinya. Rasa limbung dan body roll pun begitu terasa.
Menyoal tenaga, mesin diesel Panther ini terbilang unggul dalam hal akselerasi awal. Ya, torsinya yang melimpah membuatnya menjadi mudah untuk melakukan akselerasi awal. Sayangnya napas pada gigi satunya terlalu pendek.
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Minim fitur
Selain urusan teknisnya yang terbilang lawas, fitur-fitur yang ditawarkan oleh mobil ini juga tidaklah banyak. Tercatat, Isuzu hanya membekali Panther ini dengan kamera parkir belakang yang terletak pada spion tengah dan fitur hiburan.
Kamera parkir mundur di Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Hadirnya fitur kamera parkir mundur tersebut, memang cukup membantu saat membutuhkan visibilitas ke arah belakang. Untuk fitur hiburannya, Isuzu Panther dibekali dengan head unit single din keluaran Kenwood.
Hadirnya subwoofer pada kolong jok penumpang depan, sukses membuat kualitas suara dari mobil ini menjadi sedikit lebih jernih.
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Bisa nenggak solar murah
Selama melakukan pengujian mobil ini, saya menggunakan bahan bakar solar ber-cetane number rendah, yaitu Bio Solar. Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam hal getaran mesin ataupun akselerasinya.
Konsumsi bahan bakarnya pun terbilang irit. Mobil ini mampu tetap melaju dengan hanya diisi Rp 20 ribu Bio Solar untuk menempuh perjalanan sejauh 22 kilometer dari rumah saya di kawasan Bintaro menuju kantor kumparan di Pejaten.
Tampilan belakang Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Kesimpulan
Dari hasil pengujian saya selama 5 hari terhadap Isuzu Panther tersebut, bisa dibilang keunggulan yang ditawarkan oleh Panther ini, hanya terletak pada mesin dieselnya saja. Sementara untuk desain, teknologi, dan fitur yang ditawarkan, jelas sudah ketinggalan zaman bila dibandingkan rival-rivalnya.
Lantas, bagi Anda yang mungkin sangat penasaran dengan mesin diesel khas Isuzu, memang tidak ada salahnya untuk meminang mobil ini. Namun, bila Anda menginginkan desain, teknologi, dan fitur yang lebih modern, Isuzu sebenarnya memiliki pilihan lain yang ada pada MU-X.
Galeri Foto:
Tampilan samping Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan belakang Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Lampu depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Lampu belakang Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Emblem Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Velg Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Roof rack di Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Roof rack di Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Interior Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Mesin Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Mesin Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Tampilan depan Isuzu Panther Foto: Bangkit Jaya Putra
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten