Jangan Asal Modifikasi Roller CVT Motor Matik

20 Agustus 2019 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CVT Skutik Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
CVT Skutik Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Memodifikasi komponen roller pada bagian CVT (Continuously Variable Transmission) lumrah dilakukan para pemilik motor matik. Umumnya, cara ini dilakukan untuk meningkatkan akselerasi motor matiknya.
ADVERTISEMENT
Tapi, mengganti roller yang berada di bagian pulley depan atau pulley primer tak bisa sembarangan. Kamalludin, pemilik Yamaha NMax punya pengalaman pahit ketika menggunakan roller aftermarket.
Roller aftermarket mengalami kerusakan Foto: Kamalludin
“Sebelumnya memang saya sudah pakai roller aftermarket . Nah, kebetulan saat mau ganti di bengkel merek itu enggak ada, jadi saya coba pakai merek lain. Saya sih percaya saja karena memang kan mereknya juga cukup terkenal,” ucapnya saat dihubungi kumparan (20/8).
Penggunaan roller aftermarket yang tak sesuai standar pabrikan pun berdampak pada komponen CVT. Ketika sedang melakukan perjalanan dari Depok ke Bandung, Kamalludin merasakan adanya gejala aneh pada motornya.
“Sebenarnya dari awal di Padalarang sudah bunyi aneh, nah puncaknya hari kemudian, ketika arah pulang di Padalarang juga motor enggak mau jalan lagi,” jelasnya.
Krus as (gigi nanas) mengalami kerusakan Foto: Kamalludin
Bukan hanya roller-nya yang menjadi tak berbentuk, komponen pulley pun ikut tergerus dan membuat bagian kruk as (gigi nanas) sebelah kiri rusak.
Roller aftermarket mengalami kerusakan Foto: Kamalludin
Senior Technical Advisor Yamaha, Slamet, menjelaskan kejadian ini diakibatkan dari material roller aftermarket yang tak sesuai standar.
ADVERTISEMENT
Roller standar biasanya terbuat material plastik polikarbonat (bagian luarnya) dan logam besi (bagian dalamnya). Material ini lebih tahan terhadap panas dan keausan gesekan, selain itu kemampuan mereduksi noise-nya lebih baik. Nah, kalau material yang dipakai kualitasnya rendah, umur roller bisa lebih pendek (aus) bahkan bisa hancur,” ucapnya ketika dihubungi kumparan (20/8).
Sedangan bila menggunakan roller OEM, lanjut Slamet, biasanya hanya mengalami aus pada lapisan luar (plastik polikarbonatnya). Dengan catatan keausan belum sampai ke material besi yang di bagian dalam.
“Memang agak sulit melihat gejalanya untuk yang awam, karena hampir tidak ada perubahan performa. Kecuali memang yang sudah ahli mungkin mudah saja,” katanya.
Slamet menganjurkan pemilik sepeda motor menggunakan suku cadang yang menjadi rekomendasi pabrikan.
ADVERTISEMENT