Kenali Tanda-tanda Ban Mobil 'Minta' Diganti Baru

10 April 2019 9:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi ban bekas. Foto: www.edmunds.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi ban bekas. Foto: www.edmunds.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilik kendaraan wajib hukumnya menaruh perhatian lebih pada komponen ban. Pemeriksaan kondisinya perlu dilakukan dengan rutin, begitu juga soal perawatannya, apakah masih layak digunakan atau harus diganti.
ADVERTISEMENT
Khawatirnya bila terus dipakai, dalam kondisi yang sudah botak atau rusak, bisa memicu terjadinya kecelakaan di jalan, entah karena kehilangan traksi dengan aspal atau meledak.
Didi Ahadi, Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengingatkan pengemudi, untuk terus melakukan pemeriksaan pada ban ketika akan berkendara. Caranya sederhana, hanya dengan melihat tanda keausan ban.
Pemeriksaan ban mobil. Foto: www.edmunds.com
“Pada semua ban dilengkapi dengan tanda keausan ban, apabila tanda tersebut sudah mendekati atau sama dengan permukaan ban sebaiknya dilakukan penggantian ban,” ucap Didi kepada kumparan, Selasa (9/4).
Maksud dari tanda keausan itu adalah TWI (Thread Wear Indicator) dengan simbol segitiga pada sidewallban. Ujung atas segitiga mengarak ke tonjolan kecil yang ada di sela-sela kembangan permukaan ban di tengah.
ADVERTISEMENT
Bila tonjolan tersebut sudah sama rata dengan permukaan ban, diindikasi ban sudah harus mengalami pergantian.
Tonjolan di sela permukaan ban untuk mengukur tingkat kebotakan. Foto: Women on Wheel
Didi menambahkan, ciri-ciri lain ban sudah harus mengalami pergantian bisa dirasakan ketika mobil sedang berjalan. Munculnya suara berisik dari hasil gesekan ban dengan jalan.
“Bisa juga, misalnya ban mobil sudak keras --kualitas karetnya, ataupun permukaan ban yang sudah tidak rata. Itu bisa menimbulkan suara berisik,” ucapnya.

Jaga Ban Tetap Prima

Karena vitalnya komponen ban pada kendarana ini, Didi menyarankan agar pemilik kendaraan bisa menjaga performa ban supaya tak cepat bermasalah.
“Pastinya melakukan pemeriksaan tekanan angin ban sesuai standar yang ditentukan oleh pabrikan ban,” katanya.
Tekanan angin yang tepat membuat seluruh permukaan ban bersentuhan dengan jalan. Bila tekanan berlebihan, maka hanya bagian permukaan ban sisi tengah saja yang menempel di aspal.
ADVERTISEMENT
Lalu bila angin di dalam ban kurang dari standar, sisi sebagian saja sisi permukaan ban yang menapak di aspal. Ini membuat keausan ban tidak merata.
Memang selain angin, ada juga yang bisa membuat ban cepat rusak, seperti kondisi kaki kaki kendaraan yaitu shock absorber yang lemah, wheel alignment dan lainnya. Jadi itu harus menjadi perhatian juga.
“Kalau shock absorber lemah, kendaraan cenderung mengayun, sehingga tekanan terhadap ban tidak rata dan dapat menyebakan ban juga tidak rata permukaannya atau bergelombang,” tutur Didi.